TEMPO.CO, Bangkok - Tiga negara yakni Amerika Serikat, Australia, dan Jepang, meluncurkan Blue Dot Network, sebuah inisiatif multisektor yang mempromosikan pengembangan infrastruktur global. Infrastruktur global ini diklaim memiliki kualitas tinggi dan memiliki standar yang dapat dipercaya.
Lewat Blue Dot Network, nantinya akan ada evaluasi dan sertifikasi terhadap proyek infrastruktur yang sesuai standar di kawasan Indo-Pasifik.
Tiga perwakilan dari negara-negara ini terlibat dalam kesepakatan tersebut. Mereka adalah The U.S. Overseas Private Investment Corporation (OPIC), Australia Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), dan Japan Bank of International Cooperation (JBIC). Kesepakatan diluncurkan dalam ajang Indo-Pacific Business Forum (IPBF) di Bangkok, Thailand, Senin, 4 November 2019.
“Lewat Blue Dot Network, Amerika bangga bisa bergabung dengan mitra-mitra kunci di sini, untuk menciptakan infrastruktur yang berkualitas, untuk menciptakan peluang, progres, dan stabilitas” kata Executive Vice President OPIC, David Bohigian.
Deputy Secretary DFAT Richard Maude mengatakan Australia berkomitmen untuk terlibat mempromosikan infrastruktur yang berkualitas tinggi, pendekatan yang inklusif, dan memfasilitasi investasi swasta di kawasan Indo-Pasifik. “Saya mempersilahkan komitmen ini untuk dibagikan kepada para pemimpin yang hadir di East Asia Summit,” kata dia. Summit tersebut juga diadakan di Bangkok pada waktu yang tak jauh berbeda, dan melibatkan pemimpin negara ASEAN, Cina, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.
Sementara itu, Gubernur JBIC Tadashi Maeda mengatakan Blue Dot Network merupakan inisiatif yang mendorong pemimpin negara-negara G20 untuk mempromosikan kualitas dari pembangunan infrastruktur. Indonesia adalah satu dari negara-negara G20 ini.
Menurut Maeda, JBIC memiliki sejarah yang panjang dalam pembiayaan infrastruktur di banyak negara di dunia. “JBIC akan berkontribusi lebih jauh di Blue Dot Network,” kata dia.