Rencana Bank Mandiri mengakuisisi bank di Vietnam dan Filipina juga sudah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Baru-baru ini sudah ada dua bank di Filipina yang masuk dalam daftar perburuan. Namun, pihak manajemen enggan menggamblangkan nama bank itu.
Di tengah kinerja Bank Mandiri yang digenjot untuk terus membaik, perseroan nyatanya tak dapat terhindar dari masalah. Pada Juli 2019, bank pelat merah mengakui telah terjadi gangguan sistem yang membuat saldo nasabah bertambah maupun berkurang secara drastis. Gangguan itu terjadi akibat adanya eror saat akan dilakukan perpindahan dan pemeliharaan proses dari core system ke back up system yang rutin dilaksanakan setiap akhir hari.
Sekitar 10 persen nasabah Bank Mandiri mengalami kehilangan atau pertambahan saldo secara tiba-tiba. Beberapa nasabah sempat melayangkan protes keras, meski layanan telah kembali di hari yang sama.
Akibat kejadian itu, tercatat ada 2.600 nasabah yang menarik duit saat saldonya bertambah ketika sistem mengalami error pada 20 Juli 2019 lalu. Bank Mandiri meminta nasabah mengembalikan duit yang ditarik. Namun, perseroan kala itu menyatakan tidak akan memberi sanksi bagi pihak yang belum mengembalikan duit tersebut lantaran permintaan dilakukan dengan pendekatan persuasif.
Tak sekali Bank Mandiri mengalami masalah terkait sistem keuangan internalnya. Tahun lalu, perseroan dibobol hingga Rp 1,8 triliun. Pada Maret 2018, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyerahkan laporan kerugian negara terkait dengan kasus pembobolan Bank Mandiri itu.
Kasus pembobolan terjadi untuk program kredit daan dilakukan oleh PT Tirta Amarta Bottling. Perusahaan air minum kemasan itu merupakan debitur Bank Mandiri. Aksi ini dilakukan bersama lima pegawai Mandiri yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini olehJaksa Agung.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | CAESAR AKBAR | HENDARTYO HANGGI | DIAS PRASONGKO | EKO WAHYUDI | DEWI NURITA | ADAM PRIREZA | BISNIS | ANTARA