TEMPO.CO, Jakarta - Global Fishing Watch atau GFW dan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, bekerja sama untuk melakukan penelitian dan pengembangan sektor perikanan dan kelautan di Indonesia.
Nota Kesepahaman yang menandai kerjasama ini ditandatangani oleh perwakilan masing-masing pihak pada 22 Oktober 2019 di Aula Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
"Kolaborasi ini adalah bagian dari program GFW Goes to Campus di Indonesia. Kami berharap melalui program ini, GFW bersama para peneliti Indonesia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan dan kelautan di Indonesia," kata Ahmad Baihaki, manajer Program Indonesia Global Fishing Watch, melalui siaran pers, Jumat, 1 November 2019.
Ahmad berharap kerjasama ini juga dapat membuat para peneliti meningkatkan kapasitas dan kualitas penelitian mereka di dunia internasional sekaligus memperkaya penelitian mengenai kelautan Indonesia dan dunia.
Sementara itu, Dekan FKP Universitas Syiah Kuala, Muchlisin, menyambut baik kerja sama ini. Dia berharap kolaborasi ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan inovasi terutama riset mengenai perikanan dan kelautan di Unsyiah.
Penangkapan ikan ilegal, tidak terlaporkan dan menyalahi aturan (illegal, unreported, and unregulated fishing atau IUU fishing) adalah tantangan besar bagi Indonesia.
"Berbagi data dan transparansi sangat penting dalam memerangi secara efektif segala bentuk penangkapan ikan ilegal, melindungi stok ikan dan penghidupan masyarakat yang bergantung pada pangan laut," ujar Muchlisin dari Unsyiah.
ANDITA RAHMA