TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, penanganan mafia penyaluran beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) masih berlanjut. Dia mengungkapkan, saat ini ada temuan terbaru terkait kasus tersebut, namun dirinya belum bisa bercerita lebih jauh.
Budi Waseso enggan mengungkapkan temuan baru itu karena menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kepolisian RI. "Saya kira ada, karena informasi kemarin ada temuan-temuan baru dari Satgas. Karena saya hanya melaporkan dan bukti awal yang pertama, dan pembuktian semuanya akan diberikan kepada Satgas," kata Buwas di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat, 1 November 2019.
Dia mengungkapkan, saat ini anggota Satgas Pangan telah menyebar ke seluruh daerah yang terindikasi ada mafia BPNT untuk memeriksa temuan-temuan mereka. Buwas menuturkan, dirinya tidak boleh terlibat lagi dan harus percaya dengan Kepolisian.
"Karena saya enggak boleh ikut campur lagi, kita harus percaya dengan Polisi, masa pensiunan Polisi tidak percaya dengan Polisi," ucapnya.
Buwas menjelaskan, selama ini dirinya hanya menjalankan tugas dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut Presiden, dalam penyaluran BPNT itu berasnya dari Bulog. "Itu yang saya pegang," tambahnya.
Adapun keputusan Menteri Sosial yang terdahulu dinilainya telah mengakibatkan kesalahan fatal dalam penyaluran BPNT. Akibatnya, banyak oknum yang menerima uang panas dari pelaksanaan program tersebut.
"Karena di lapangan banyak kepentingan-kepentingan, karena di sana banyak oknum-oknum dari Kepala Dinas yang tidak ikhlas. ada yang ngomong Bulog pengemis lah, ayam sayur lah, dan sekarang sudah ditangani oleh Kepolisian," ucap Buwas
Buwas mengaku tidak ingin hanya bermulut besar saja, namun dirinya ingin membuktikan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Karena penyaluran BPNT ini menyangkut kepentingan banyak orang."Saya tidak hanya ngomong saya harus berusaha bagaiman untuk menghilangkan ini," ujar dia.