Direktur Statistik Industri BPS, Marlina Kamil, mengatakan penurunan produksi rokok di IBS juga terjadi karena pabrik menahan produksi mereka. Dalam bisnis rokok, kapasitas produksi sangat tergantung pada produk apa yang saat ini tengah laris. “Tapi dia enggak bisa menahan lama juga, kalau kelamaan kan rasanya berkurang,” kata Marlina.
Ketika musim panen, kata Marlina, produksi rajangan dari IMK sebenarnya diserap penuh oleh IBS. Tapi, para petani tembakau di IMK tidak bisa langsung menjualnya ke pabrik, karena harus melewati pengepul. Sebab, para petani ini sudah diberi uang oleh pengepul untuk menanam tembakau. “Jadi hasil produksi mereka pasti ditampung oleh si pemberi uang,” kata dia.
Barulah setelah itu, rajangan yang sudah dikumpulkan oleh para pengepul dibeli oleh pabrik dan disimpan di gudang-gudang mereka. Salah satunya di Temanggung, Jawa Tengah. Di sana, kata Marlina, banyak kebun tembakau tapi tidak ada pabrik. Namun, pabrik-pabrik besar memiliki gudang untuk menampung rajangan di sana. “Gudangnya banyak banget itu, gudang tembakau,” kata Marlina.
Situasi inilah yang menjelaskan kenapa produksi rokok di pabrik besar turun, meski sedang terjadi panen tembakau. Sebab, kata Marlina, produsen harus menyimpan stok. “Mau ada panen atau tidak,” katanya.