TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tertinggi pada Oktober 2019 terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara. Inflasi di kota ini mencapai 1,22 persen month-to-month (mtm), jauh lebih tinggi dibandingkan laju inflasi nasional yang hanya 0,02 persen (mtm).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi tinggi di Manado ini terjadi karena kenaikan harga pada dua komoditas penting di masyarakat kota ini, yaitu tomat dan cabe rawit. “Di sana, orang Manado, kalau enggak bikin dabu-dabu, rasanya enggak makan,” kata dia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Oktober 2019.
Setelah mengalami deflasi pada September 2019, sejumlah harga barang mulai merangkak naik sehingga memicu inflasi 0,02 persen pada Oktober 2019. Meski demikian, angka ini masih lebih rendah dibandingkan inflasi Oktober 2018 yang sebesar 0,28 persen. “Secara umum mengalami kenaikan, tapi tipis,” kata Suhariyanto.
Sementara itu secara year-to-date (ytd), inflasi dari Januari hingga Oktober 2019 tercatat sebesar 2,22 persen. Adapun secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 3,13 persen year-on-year (yoy).
“Jadi Inflasi masih terkendali ,tinggal dua bulan lagi, saya yakin target inflasi akan tercapai,” kata Suhariyanto. Target yang dipatok pemerintah adalah 3,5 persen plus minus 1 persen.
Sementara itu, inflasi terendah terjadi di tiga kota yaitu Pematang Siantar, Sumatera Utara; Tual, Maluku; dan Ternate, Maluku Utara. Laju inflasi di masing-masing kota ini sebesar 0,01 persen. Sementara di Palopo, Sulawesi Selatan justru terjadi deflasi.
Untuk deflasi, yang paling tinggi terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur yaitu 0,69 persen. Penyebabnya, yaitu penurunan harga tiket angkutan udara atau pesawat. Sumbangannya pada deflasi di Balikpapan mencapai 0,33 persen.