TEMPO.CO, Jakarta - CEO Boeing.Co Dennis Muilenburg baru saja menghadiri sidang testimoni di hadapan senat (DPR) Amerika Serikat, di mana ia dicecar dengan sengit soal pertanggungjawaban perusahaan pada dua kecelakaan fatal pesawat 737 Max 8. Setelah Muilenburg dicecar, saham Boeing justru meroket sehingga tercatat sebagai emiten dengan kinerja terbaik ketiga di Dow Jones Industrial Average.
Saham Boeing naik 2,4 persen menjadi US$348,93 pada penutupan perdagangan Selasa 29 Oktober 2019, di New York.
Investor saham AS tampaknya yakin bahwa penyampaian testimoni oleh Muilenburg tidak akan menghalangi tinjauan Federal Aviation Administration (FAA) tentang nasib 737 MAX selanjutnya. Sampai saat ini FAA belum memutuskan apakah jet produksi Boeing yang paling laris ini dapat dengan aman melanjutkan penerbangan komersial setelah mendesain ulang perangkat lunak kontrol penerbangan.
Sekitar 20 kerabat korban tragedi 737 MAX ikut menghadiri testimoni Muilenburg di depan Senat AS pada Selasa 28 Oktober 2019 waktu setempat. Ketua Komite Perdagangan DPR AS, Roger Wicker membuka sesi ini dengan menjanjikan mereka untuk melakukan penyelidikan sampai ke dasar kesalahan.
"Kedua kecelakaan itu sepenuhnya bisa dihindari. Kami tidak bisa memahami rasa pedih yang dialami keluarga-keluarga 346 korban yang jiwanya melayang,” tutur Wicker.
Seperti diketahui, fitur keselamatan penerbangan bernama Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS), yang dirancang untuk menurunkan hidung pesawat dalam beberapa kondisi, diketahui aktif dalam kedua kecelakaan fatal yang terjadi pada Lion Air JT610 dan Ethiopian Airline ET280. Hal itu akibat kegagalan fungsi sistem yang dirancang Boeing. Pilot kedua penerbangan diketahui tidak merespons aktifnya fitur ini dengan tepat, sehingga kemudian kehilangan kendali.
Penyampaikan kesaksian Muilenburg di depan Senat AS bertepatan dengan peringatan satu tahun kecelakaan pertama, ketika Boeing 737 MAX yang dioperasikan Lion Air jatuh ke Laut Jawa beberapa menit setelah lepas landas. Kurang dari lima bulan setelah kecelakaan di Indonesia, sebuah pesawat Ethiopian Airlines bermodel sama jatuh menghantam daratan Ethiopia pada Maret 2019.
Kedua tragedi ini serentak mendorong larangan terbang pesawat jet terlaris Boeing tersebut dan mengguncang kepercayaan akan integritas perusahaan.
Muilenburg telah meminta maaf kepada anggota keluarga korban yang meninggal dalam kecelakaan itu serta menegaskan komitmen perusahaan untuk keselamatan dan belajar dari pengalaman menyedihkan tersebut. “Kami telah ditantang dan mengalami perubahan oleh kecelakaan-kecelakaan ini. Kami telah membuat kesalahan dan kami melakukan beberapa kesalahan,” ungkapnya.
Setelah sidang pada Selasa kemarin, Muilenburg mengadakan pertemuan dengan sekelompok kerabat korban. Interaksi langsung bos Boeing dengan keluarga korban ini merupakan yang pertama sejak dua tragedi tersebut terjadi.
BISNIS