TEMPO.CO, Kupang - Sedikitnya 27 ekor babi di RT24/RW09, Kelurahan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mati mendadak. Peternak menduga babi tersebut terserang
virus African swine fever (ASF) atau flu babi Afrika.
"Sudah 27 ekor babi yang mati. Saya menduga terserang virus," kata peternak babi, Melianus Tatuin kepada Tempo, Rabu, 30 Oktober 2019.
Dia menduga babi yang mati, karena terserang virus babi. Awalnya babi yang rata-rata baru berusia 1-3 minggu itu kulitnya kering dan pecah-pecah. "Tetap ada nafsu makan, namun biasanya pagi harinya dua sampai tiga ekor babi sudah tergeletak mati," katanya.
Selama ini, lanjut dia, babinya tidak pernah seperti ini. Untuk menanganinya, induk babi sementara di beri obat agar tidak ikut terserang virus tersebut. "Saya rugi puluhan juta akibat virus ini," katanya.
Dia berharap ada perhatian dari pemerintah terkait virus yang menyerang babi di wilayah NTT.
Kepala Dinas Peternakan NTT, Dani Suhadi yang dihubungi via telp dan WA belum menjawab penanganan virus babi di NTT.
Sebelumnya, Dani mengatakan ada sekitar 2 juta ekor babi di NTT terancam serangan virus African swine fever (ASF) atau demam babi Afrika yang saat ini sudah mewabah di Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
“Gubernur telah mengeluarkan surat edaran meminta semua daerah untuk waspada terhadap masuknya virus demam babi Afrika dari wilayah Timor Leste, terutama kabupaten yang berbatasan langsung dengan RDTL,” kata Danny.
Fu Babi Afrika dapat menyerang babi dari segala usia baik itu babi domestik maupun babi liar namun tidak menular ke spesies lain termasuk manusia. Virus ASF sangat berbahaya bagi babi karena jika terjangkit virus tersebut dapat berakibat pada kesakitan dan kematian pada babi dengan tingkat mencapai 100 persen.
YOHANES SEO