TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri Luar Negeri, Kerja Sama Afrika, dan Ekspatriat Maroko Nasser Bourita kemarin menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama kelautan dan perikanan Indonesia dengan Maroko.
Edhy mengatakan, kerja sama ini akan mempererat hubungan Indonesia dan Maroko dalam jalinan di bidang pelatihan perikanan, penelitian teknis dan ilmiah di perikanan laut. Selain itu akan didorong kerja sama pengolahan dan pemasaran produk perikanan, IUU Fishing, serta memajukan kemitraan sektor swasta kedua negara.
Terlebih, kata Edhy, Maroko merupakan negara yang memiliki track record yang baik dalam sektor perikanan. "Dengan disepakatinya MoU ini, diharapkan perdagangan produk perikanan antara Indonesia dan Maroko dapat terus meningkat ke depannya,” ucapnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 28 Oktober 2019.
Nota kesepahaman dengan Maroko ini akan berlaku selama tiga tahun mendatang. Pasca penandatanganan, pihak Indonesia dan Maroko akan bersama-sama menyusun bentuk-bentuk kegiatan konkret dan rinci dengan rentang waktu paling lambat tiga tahun. Berbagai bentuk kegiatan tersebut akan dimasukkan pada rencana aksi implementasi nota kesepahaman yang dikoordinasikan dengan para pihak di negara masing-masing.
Selain itu, Edhy Prawbowo juga menerima usulan Maroko dalam menjalin kerja sama pengembangan kapasitas dari The Higher Institute for Maritime Studies of Morocco sebagai salah satu tindak lanjut bidang kerja sama MoU yang disepakati. Sebagai informasi, Maroko merupakan negara di persimpangan rute perdagangan utama yang menghubungkan Afrika, Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah merupakan pusat ekspor di kawasan Afrika.
Sebagai pusat ekspor, Maroko memiliki pelabuhan internasional Casablanca yang menjadi pusat bisnis dan pelabuhan terbesar di wilayah Afrika Utara, yang menjadi titik utama perdagangan luar negeri Maroko. Tak hanya didukung secara infrastruktur, Maroko juga memiliki perjajian khusus dengan Uni Eropa terkait pembebasan tarif atas perdagangan produk industri.
Termasuk di dalamnya pembebasan selektif perdagangan untuk produk pertanian, agro-food, dan produk perikanan. Hal ini menjadikan Maroko sebagai negara mitra yang penting bagi Indonesia. Pada tahun 2018, ekspor produk perikanan Indonesia ke Maroko tercatat sebesar US$ 185.167 dengan komoditas utama antara lain tuna, tongkol, cakalang, ikan hias, dan udang.