“Kita lebih shifting pertumbuhan kredit dari sisi risiko kita geser tadinya pertumbuhan berisiko tinggi, misal komersial dan SME. Kita ingin mendorong tidak hanya volume kredit tapi dari segi kualitas dan marjinnya,” katanya.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badrudin juga menjelaskan perbaikan kualitas kredit melalui sektor komersial dan small medium enterprise (SME) diperkirakan akan mampu memberikan pertumbuhan masing-masing di kisaran 4-5 persen dan 5-7 persen.
“Sedangkan corporate banking akan mengikuti dinamika demand dan economic growth di negara ini. Kalau GDP growth tinggi, pasti kebutuhan corporation juga akan meningkat dan di situlah kita akan masuk. Tapi kalau ekonomi nggak tumbuh terlalu tinggi ya kita adjust,” jelasnya.
Ahmad Siddik menambahkan perseroan selalu mengevaluasi kinerja selama tiga bulan sekali untuk melihat situasi makro ekonomi global dan domestik.
“Setiap tiga bulan kita lihat kredit sesuai makro ekonomi. Dengan berjalannya waktu di aktual makro ekonomi itu berbeda. Itu kita lakukan adjustment,” ujarnya.
Tak hanya itu, menurutnya penyaluran kredit properti dan kendaraan bermotor juga ditargetkan mengalami penurunan yaitu dari sebelumnya 15 persen-20 persen menjadi sekitar 11 persen.
Sebab itu, Ahmad Siddik menuturkan untuk ke depannya Bank Mandiri akan mengandalkan kredit personal dari sejumlah pegawai negeri dan militer karena memiliki gaji tetap.
“Kita masih punya grow payroll, salary account dari pegawai negeri, militer di Bank Mandiri,” katanya.