TEMPO.CO, Jakarta - Hasil riset Colliers mengenai pasar properti hingga kuartal III/2019 menunjukkan, dari sekitar 1,2 juta meter persegi pasokan mal baru yang akan beroperasi pada 2019—2023, sekitar 70 persennya dibangun di wilayah Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).
Pembangunan hunian yang terus berkembang di kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mendorong sejumlah pengembang properti untuk lebih aktif mengembangkan mal di kawasan di luar Jakarta itu.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan, tingginya pasokan ritel di Bodetabek didorong oleh faktor pertumbuhan infrastruktur dan pembangunan rumah tinggal. Hal ini membuat pengembang makin giat untuk mengembangkan portofolio mereka ke wilayah Bodetabek. Beberapa perusahaan yang masih akan cukup aktif membangun mal di kawasan Bodetabek antara lain adalah Pakuwon, Ciputra, Aeon, Jaya Property, dan Transcorp.
“Pengembang melihat ada potensi pasar yang bisa digarap dari perkembangan jumlah hunian yang terus meningkat di Bodetabek,” ujarnya kepada Bisnis, Ahad 27 Oktober 2019.
Ferry menyebutkan, pembangunan infrastruktur di kawasan Bodetabek juga bakal mendorong kemunculan pusat-pusat perbelanjaan baru, khususnya di kawasan yang terintegrasi dengan moda transportasi (transit oriented development/TOD). “Potensi pembangunan mal di kawasan TOD cukup besar karena di sana menjadi tempat berkumpulnya banyak orang. Artinya, ada potensi untuk mereka berbelanja, atau sekedar makan dan minum,” ucapnya.
Pasokan ritel di Bodetabek saat ini terbesar berada di kawasan Tangerang yaitu hampir mencapai 1,02 juta meter persegi. Hingga 2023, tambahan pasokan baru ritel yang terbesar juga masih akan berada di Tangerang yaitu mencapai 190.000 meter persegi.
Ferry mengungkapkan, pasokan ritel di Jakarta tidak sebesar di Bodetabek karena adanya moratorium pembangunan mal baru. Meskipun demikian, pada 2020, masih akan ada mal baru yang bakal beroperasi di kawasan pusat bisnis Jakarta.