TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) kembali melanjutkan kerja sama pembiayaan homestay melalui program kemitraan di kawasan destinasi pariwisata.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar, Anneke Prasyanti, mengatakan kerja sama pembiayaan homestay ini akan diwujudkan di Desa Kuta, Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Desa itu yang dipilih sebagai salah satu di antara 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP)," kata Anneke melalui keterangan tertulisnya, Sabtu, 26 Oktober 2019.
Sebelumnya pada 11 Februari 2019, Kemenpar dan SMF telah melakukan penyaluran program kemitraan homestay bekerja sama dengan BUMDes di dua destinasi wisata lain, yakni Desa Wisata Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah dan Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Sedangkan, penandatanganan perjanjian penyaluran Program Kemitraan Pembiayaan Homestay di Desa Kuta telah dilakukan pada Kamis, 24 Oktober 2019, oleh Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman dan Ketua BUMDes Kuta, Emur.
Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari MoU kerja sama Pelaksanaan Dukungan Pembiayaan Pondok Wisata atau homestay di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang sebelumnya sudah ditandatangani antara Kemenpar dan PT SMF pada 9 Juli 2019 lalu di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Anneke menjelaskan, alasan pemilihan Desa Penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Mandalika, karena sesuai hasil pemetaan yang telah dilakukan di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, terutama menyangkut potensi pariwisata di dalamnya.
“Apalagi Mandalika akan menjadi tuan rumah Moto GP pada 2021, pasti kebutuhan penginapan juga akan meningkat. Lebih baik masyarakat sekitar yang ambil kesempatan agar terkena dampak positifnya,” ujarnya.
Menurut dia, homestay merupakan usaha yang mudah dan murah karena memanfaatkan hunian pribadi. Pemanfaatan dana program kemitraan ini pun diharapkan dapat mendukung perbaikan atau pembangunan homestay yang kriterianya melekat dengan ciri khas rumah Lombok.
Di Lombok, misalnya, mempunyai ciri khas mulai bentuk rumahnya, kebudayaan dan kulinernya. Kekayaan tersebut bakal menjadi nilai jual bagi wisatawan dan akan menjadi pemenuhan salah satu poin dari Sapta Pesona, yaitu kenangan. "Kenangan akan sesuatu tempat dan kegiatan, selalu akan membawa mereka kembali ke tempat tersebut."
Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman, mengatakan program pembiayaan homestay ini adalah bagian dari komitmen SMF membantu program pemerintah mengembangkan destinasi wisata nasional. SMF berharap masyarakat dapat memanfaatkan pembiayaan homestay ini untuk membangun atau memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan. "Sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik dan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.
IMAM HAMDI