TEMPO.CO, Jakarta - Pasca penunjukkan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Bank Mandiri tetap melanjutkan transformasi untuk penguatan bisnis.
“Bank Mandiri sangat bangga atas kepercayaan yang diberikan kepada Direktur Utama kami untuk menjadi Wakil Menteri BUMN. Hal ini menjadi salah satu pendorong kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi Bank Mandiri sebagai institusi keuangan milik negara dan untuk kemajuan ekonomi Indonesia,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Oktober 2019.
Operasional Bank Mandiri pasca penunjukan, kata Rohan, tetap berjalan normal karena organisasi Bank Mandiri telah terbangun dengan baik. Sehingga dia yakin, Bank Mandiri mampu menyesuaikan setiap kondisi, perubahan maupun perkembangan yang terjadi.
“Bermodalkan budaya kerja, infrastruktur IT serta organ pendukung lainnya, Bank Mandiri tetap dapat fokus dalam mengimplementasikan berbagai rencana bisnis sekaligus menjaga peran sebagai agen perubahan dengan baik,” ujar Rohan.
Adapun pada triwulan II-2019, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan laba konsolidasi mencapai 11,1 persen menjadi Rp 13,5 triliun. Pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 44,5 triliun, serta penurunan biaya CKPN sebesar 21,28 persen.
Pertumbuhan laba juga diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional yang berhasil ditekan hingga tumbuh terkendali di single digit. Strategi pertumbuhan Bank Mandiri, kata Rohan, saat ini lebih mengutamakan sustainabilitas jangka panjang, di mana pengukuran kinerja tidak semata-mata diukur dari angka akhir periode (ending balance), melainkan menggunakan saldo rata-rata (average balance).
Rohan mengatakan di tengah kondisi ketatnya likuiditas akibat persaingan suku bunga perbankan, pada triwulan II/2019, total Dana Pihak Ketiga (bank only) secara rata-rata tumbuh 6,8 persen (yoy), atau secara konsolidasi mencapai ending balance Rp 843,2 triliun.