Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengusaha Korea di Jawa Barat Minta Upah Khusus Produk Tekstil

image-gnews
Gubernur Jawa Barat  Ridwan Kamil dalam acara Pencanangan dan Rapat Koordinasi Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 di Gedung Sate Kota Bandung pada Rabu, 9 Oktobrer 2019.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam acara Pencanangan dan Rapat Koordinasi Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 di Gedung Sate Kota Bandung pada Rabu, 9 Oktobrer 2019.
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Chairman Korea Garment Association, Ahn Chang Sub mengatakan, pengusaha produk tekstil Korea Selatan di Jawa Barat menginginkan upah khusus. “Kita perlu upah khusus produk tekstil,” kata dia selepas mengikuti CEO & Ambassador Meeting yang digelar pemerintah Jawa Barat, di Bandung, Kamis, 24 Oktober 2019.

Ahn mengatakan, pengusaha produk tekstil asal Korea Selatan yang ada di Indonesia sebagian besar berada di Jawa Barat. Industri garmen milik pengusaha Korea misalnya, 60 persen berada di Jawa Barat. Menurut dia, trennya sekarang tidak bisa berlanjut atau banyak yang tutup. Beberapa yang tutup ada di Purwakarta, Bogor, dan Subang. Bahkan, kata dia, di Karawang-Bekasi sudah hampir kosong.  

Menurut Ahn, upah yang tinggi menjadi penyebabnya. “Di Indonesia, (upah) terlalu tinggi daripada provinsi yang lain. Dengan Jawa Tengah lebih (besar) dua kali. Bagaimana bisa hidup padat karya di Jawa Barat,” kata dia.

Tak hanya itu, kenaikan upah tidak berbanding dengan produktivitas. Ahn membandingkan, dengan Vietnam dan Myanmar, lokasi favorit yang menjadi tujuan hijrahnya industri produk tekstil. Di Vietnam misalnya, jam kerja 45 jam seminggu sementara di Indonesia hanya 40 jam seminggu. Dalam 7 tahun, kata dia, upah naik hampir 3,5 kali, tapi produktivitas tidak naik.

Lima tahun terakhir, klaimnya, sudah 45 perusahaan produk tekstil milik pengusaha Korea tutup di Jawa Barat. Menurut dia, saat ini masih ada sekitar 160 perusahaan Korea. Lokasinya di Sukabumi, Bekasi, Bogor, Subang, Purwakarta.

Puluhan perusahaan yang tutup itu, sebagian pindah ke provinsi hingga negara lain. Tapi, Ahn mengaku, relokasi bukan solusi. “Kalau cari gaji murah, kita bisa pindah. Gampang. Tapi itu bukan solusi. Kalau pindah, tidak ada skill-worker. Dan buruh di Jawa Barat, skill-nya paling bagus. Dan mereka tidak mau ikut pindah,” kata Ahn.

“Kalau mau pindah, lebih baik di dalam Indonesia. Semua tahu, orang Indonesia lebih baik orang-orangnya daripada luar negeri, yang ke sana juga tahu. Kita sudah ada pengalaman. Untuk apa keluar negeri,” kata Ahn.

Ahn mengatakan, memindahkan pabrik ke daerah lain di Jawa Barat, juga tidak menjamin perusahaan bisa bertahan. Sebab, tidak mudah memindahkan karyawan yang jumlahnya ribuan.

Ahn mengatakan, industri produk tekstil bergantung pada pembelinya di luar negeri. “Masalahnya pembeli di luar negeri mau beli kualitas bagus yang murah,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ahn mengatakan, soal upah sendiri, sebagian besar industri produk tekstil Korea di Jawa Barat diklaimnya sudah melobi buruhnya agar kenaikan upah disepakati naiknya tidak sebesar ketentuan upah yang dipatok pemerintah. Hanya saja, kesepakatan upah seperti ini mengancam kelangsungan penjualan produknya karena pembeli produk tekstil bisa membatalkan kontrak pembelian dengan alasan pabrikan tidak memenuhi persyaratan buyer-compliance, salah satunya soal upah buruh yang harus mengikuti upah minimum yang dipatok pemerintah.

Ahn mencontohkan, satu pabrik produk tekstil yang sudah puluhan tahun menggarap merek terkenal, akhirnya tutup gara-gara membayar upah buruh di bawah upah minimum. “Masalahnya buyer-compliance. Tidak ikut undang-undang, aturan, tidak boleh adopsi merek saya. Baru kemarin (di) Bekasi, 31 tahun produksi merek yang bagus di dunia, tutup,” kata dia.

Dengan alasan itu, Ahn meminta pemerintah Jawa Barat agar membuka peluang upah khusus bagi sektor padat karya. “Sekarang Bogor, Subang, Purwakarta, banyak karyawannya yang mau pakai kesepakatan, tidak usah undang-undang, tidak usah SK Gubernur, tapi masalahnya buyer compliance,” kata dia.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, regulasi soal upah menjadi kewenangan pemerintah pusat. “Saya mau ketemu juga khusus dengan pengusaha Korea. Mereka dilema, pilih ke provinsi lain tidak sebagus produktivitas Jawa Barat walaupun upahnya murah. Jadi serba salah. Dan pilihan sulit kalau pindah ke luar negeri. Itu akan kita selesaikan. Sebagai pemerintah daerah, kita dalam konteks ini ikut pada regulasi yang sudah ditetapkan pemerintah pusat sambil mencari cara yang adil agar keluhan-keluhan baik buruh dan pengusaha ini bisa ada solusinya,” kata dia, Kamis, 25 Oktober 2019.

Ridwan Kamil mengatakan, solusi yang akan ditawarkan dengan membangun kluster khusus industri padat karya. “Bikin kluster. Kluster kapital insentif yang mahal-mahal, teknologi itu. Karawang gak cocok untuk tekstil kira-kira begitu. Nanti yang upahnya di zona paling bawah kita geser ke padat karya,” kata dia.

Solusi itu akan dibarengi dengan membangun fasilitas pendukungnya. “Salah satu gagasannya kita mau bikin apartemen di sebelah pabrik. Jadi orang bisa tinggal berdekatan tanpa harus nyari-nyar tempat bermukim, beradaptasi lagi. Ini sedang kita proses konsep live-work itu dalam waktu berdekatan,” kata Gubernur Jawa Barat tersebut.

AHMAD FIKRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG Prediksi Musim Kemarau Dimulai pada April

2 hari lalu

Petani beraktivitas di sawah kawasan Majalengka, Jawa Barat, Senin, 20 November 2023. Kesulitan air di daerah tersebut mulai dirasakan sejak Juni 2023 hingga saat ini. Akibat musim kemarau, petani mengaliri sawahnya menggunakan pompa dari sumur yang airnya terbatas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
BMKG Prediksi Musim Kemarau Dimulai pada April

Pantura bakal menjadi daerah pertama di Jawa yang memulai musim kemarau pada April mendatang.


Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

3 hari lalu

Memahami apa itu stunting dan cara pencegahannya penting diketahui. Sebab, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Berikut penjelasannya. Foto: Canva
Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.


Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

3 hari lalu

Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) beraktivitas di kandangnya di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau Solo Zoo, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 3 Juni 2020. Kredit: ANTARA FOTO/Maulana Surya
Cara BRIN Meneliti Jejak Harimau Jawa di Sukabumi, Spesies yang Dikategorikan Punah Selama 40 Tahun

Peneliti BRIN menelisik DNA pada temuan rambut yang diduga milik Harimau Jawa, hewan yang dkategorikan punah sejak puluha tahun lalu.


BMKG: Cuaca Jawa Barat Sepekan Ini Diprediksi Hujan Angin dan Petir

3 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati arah angin melalui monitor di kantor BMKG Banyuwangi, Jawa Timur, 29 November 2017. Berdasarkan pantauan satelit, secara perlahan arah hembusan siklon tropis cempaka mulai mengarah ke selatan Pulau Jawa. ANTARA
BMKG: Cuaca Jawa Barat Sepekan Ini Diprediksi Hujan Angin dan Petir

BMKG memprediksi cuaca di Jawa Barat pada 25-31 Maret 2024 masih berpotensi hujan angin dan petir.


Ridwan Kamil Akan Putuskan Ikut Pilkada Jakarta atau Jawa Barat pada Juni 2024

4 hari lalu

Ridwan Kamil di pengukuhan Tim Kampanye Daerah Jawa Barat Prabowo-Gibran, di The House Convention Hall Paskal, Bandung, Sabtu malam, 25 November 2023. Foto: Tim Kampanye Prabowo-Gibran
Ridwan Kamil Akan Putuskan Ikut Pilkada Jakarta atau Jawa Barat pada Juni 2024

Ridwan Kamil mengatakan akan memutuskan apakah berlaga di Pilkada Jakarta atau di Jawa Barat pada Juni mendatang.


Dasarian Akhir Maret di Jawa Barat, BMKG Prediksi Mayoritas Daerah Masih Hujan

6 hari lalu

Bibit Siklon Tropis 91S dan 93P (BMKG)
Dasarian Akhir Maret di Jawa Barat, BMKG Prediksi Mayoritas Daerah Masih Hujan

Mayoritas daerah di Jawa Barat diprediksi masih akan diguyur hujan pada dasarian akhir bulan ini.


THR dan Gaji ke-13 ASN Dinilai Tak Efektif Kerek Perekonomian, Ekonom: Perbaiki Upah Pekerja Sektor Industri dan Jasa

7 hari lalu

Ilustrasi pekerja menerima THR. Antara
THR dan Gaji ke-13 ASN Dinilai Tak Efektif Kerek Perekonomian, Ekonom: Perbaiki Upah Pekerja Sektor Industri dan Jasa

Ekonomi CORE Eliza Mardian mengatakan, THR dan gaji ke-13 ASN tak berdampak signifikan bagi perekonomian.


Menjelang Lebaran, Bank Indonesia Jawa Barat Sediakan Uang Tunai Rp 13,2 Triliun

7 hari lalu

Ilustrasi atau logo Bank Indonesia (BI). TEMPO/Imam Sukamto
Menjelang Lebaran, Bank Indonesia Jawa Barat Sediakan Uang Tunai Rp 13,2 Triliun

Bank Indonesia Jawa Barat menyediakan uang tunai Rp 13,2 triliun menjelang lebaran.


Relaksasi HET Diklaim Redam Kenaikan Harga Beras di Jawa Barat

8 hari lalu

Petugas memotret penerima beras saat penyaluran bantuan pangan beras di Kantor Pos Bandung, Jawa Barat, Kamis, 29 Februari 2024. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional dan Perum Bulog menyalurkan bantuan pangan beras untuk 22.004.007 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan besaran bantuan pangan sebanyak 10 kg beras per KPM. TEMPO/Prima mulia
Relaksasi HET Diklaim Redam Kenaikan Harga Beras di Jawa Barat

Bahan makanan yang diwaspadai bergerak naik menjelang Hari Raya Lebaran di antaranya beras, daging ayam, telur, serta minyak goreng.


Komeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat

8 hari lalu

Alfiansyah Bustami alias Komeng
Komeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat

Komedian Alfiansyah Komeng menjadi pemenang perolehan suara DPD daerah pemilihan Jawa Barat dengan mengumpulkan 5,3 juta suara lebih.