Atok menuturkan, seluruh pipa yang terdeteksi menjadi target pencurian itu disebut sudah ditutup sementara. Namun, ia belum tahu pasti siapa saja oknum yang melakukan pencurian minyak pada pipa Chevron. "Itu sekarang masih didalami, sementara ditutup dulu. Saya belum terima laporan lagi," tambahnya.
Pihak Chevron sudah minta pengamanan tambahan kepada TNI untuk menangani kasus ini, khususnya melakukan penjagaan terhadap aset milik perusahaan. Selain itu, korporasi telah melakukan mediasi dengan masyarakat untuk meminimalkan pencurian minyak. "Tidak semata-mata butuh pengamanan. Tapi juga ngobrol dengan masyarakat," ucap Atok.
Akhir Juli tahun lalu, pemerintah menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola blok migas terbesar di Indonesia, Blok Rokan, Riau mulai 9 Agustus 2021 hingga 2041 mendatang. Blok Rokan sebelumnya dioperasikan perusahaan Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Menurut Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, tim transisi perlu dibentuk agar tidak terjadi kemerosotan produksi yang terlalu jauh. "Karena (Blok) Mahakam udah terjadi kemarin transisi kurang begitu bagus turun produksinya begitu tajam," ujarnya, Jumat, 12 Juli 2019.