TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah terus menguat sejak awal tahun. Penguatan rupiah ini sejalan dengan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia yang tetap baik.
Bank Indonesia mencatat, pada Oktober 2019, rupiah terapresiasi 1,18 persen secara point to point dibandingkan dengan level akhir September 2019. "Dengan perkembangan tersebut Rupiah sejak awal tahun sampai dengan 23 Oktober 2019 tercatat menguat 2,50 persen year to date," kata Perry saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019.
Penguatan rupiah, kata Perry, didukung oleh aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut. Juga didukung oleh bekerjanya mekanisme permintaan dan pasokan valas dari para pelaku usaha.
Selain itu, ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit menurun turut memberikan sentimen positif terhadap rupiah. "Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga," ujar Perry.
Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, kata Perry, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.