TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) mencapai Rp 77,6 triliun selama periode Januari-September 2019. "Nilai itu diberikan kepada 3,6 juta debitur," kata Sunarso di Gedung BRI 1, Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019.
Menurut dia, jumlah itu setara dengan 88,83 persen dari alokasi penyaluran KUR yang di-breakdown pemerintah di tahun 2019 senilai Rp 86,97 triliun. Apabila ditotal, kata dia, sejak 2015 hingga September 2019, BRI telah menyalurkan KUR Rp 312,72 triliun kepada lebih dari 16,22 juta nasabah.
Adapun BRI secara konsolidasi telah menyalurkan kredit senilai Rp 903,14 triliun tumbuh 11,65 persen di periode yang sama. Rinciannya, kredit mikro BRI tercatat senilai Rp 301,89 triliun dan kredit konsumer Rp 137,29 triliun atau tumbuh 7,85 persen yoy.
Sedangkan untuk kredit ritel dan menengah tercatat sebesar Rp 261,67 triliun atau tumbuh 14,80 persen yoy dan kredit korporasi BRI Rp 202,30 triliun. Menurut dia, porsi kredit UMKM mencapai 77,60 persen dari keseluruhan kredit BRI. "Di mana angka ini berhasil kami tingkatkan secara perlahan dan targetnya proporsi kredit UMKM bisa mencapai 80 persen di tahun di tahun 2022,” ujarnya.
Sunarso juga mengatakan rasio kredit bermasalah atau non performing loan tercatat 3,08 persen. Angka itu, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang masih di angka 2,5 persen. Ia mengatakan tengah melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan penetrasi penyaluran kredit. Utamanya yang menyasar sektor mikro.
"Di antaranya melalui peningkatan kapasitas anggota Rumah Kredit BUMN BRI, program BRIncubator, pembentukan kluster unggulan di setiap kantor cabang BRI di seluruh Indonesia dan pemberdayaan penerima Kartu Tani dan Kartu Kusuka (Kartu Usaha Kelautan dan Perikanan)," ujarnya.