TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah para menteri Kabinet Indonesia Maju dilantik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat usai dibuka pada awal perdagangan sesi pertama, pada pukul 09.50 WIB, Kamis 24 Oktober 2019. IHSG tercatat menguat ke level 6.307,61 atau naik 0,80 persen dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin.
Dikutip dari data RTI, sepanjang awal sesi, IHSG langsung menguat dalam rentang 6.270 hingga 6.309. Tercatat sebanyak 219 emiten menguat, 118 tak bergerak dan 96 saham melemah. Dengan kondisi ini kapitalisasi pasar di bursa efek mencapai angka Rp 7.275,31 triliun.
Selain menguat, investor asing juga mencatatkan nett buy atau aksi beli bersih sebesar Rp 119,99 miliar di seluruh jenis pasar. Aksi beli bersih paling banyak terjadi di pasar reguler dengan nilai mencapai Rp 220,33 miliar.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan pada perdagangan sehari setelah pengumuman Kabinet Jokowi Jilid II ini, IHSG masih akan melanjutkan penguatan. Hal ini didasarkan beberapa indikator teknikal yang menunjukkan adanya pola bullish atau kenaikkan.
"Masih terlihat pola long white closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance," kata Nafan kepada Tempo, Kamis 24 Oktober 2019.
Senada, indikator lain juga menunjukkan pola serupa. Misalnya, berdasarkan indikator MACD, telah terbentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI terus menunjukkan sinyal positif.
Nafan memperkirakan, level of support IHSG pada perdagangan hari ini akan berada pada rentang 6.205,54 hingga 6.178,50. Sementara itu, level of resistance pertama maupun kedua berada pada rentang 6.276,63 hingga 6.334,84.
Selain itu, menurut Nafan, pelantikan dan pengumuman Kabinet Indonesia Maju juga ikut memberikan memberikan katalis positif bagi penguatan IHSG. Sebab, hal ini menggambarkan bahwa adanya stabilitas politik dan keamanan.
Lebih lanjut, penguatan IHSG pada hari juga berpeluang terjadi mengingat akan ada agenda Rapat Dewan Gubernur (RDG) dalam rangka penetapan BI 7DRR rate. "Kondisi makroekonomi domestik turut mendorong kepercayaan pelaku investor. Apalagi Indonesia merupakan negara emerging market dalam kategori investment grade," kata Nafan.