TEMPO.CO, Jakarta - Pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 pada awal 2019, Prabowo Subianto yang dulu merupakan calon presiden pernah mengkritik Menteri Keuangan Sri Mulyani perihal utang negara.
Prabowo yang berambisi menjadi presiden, kala itu mengejek nama Menteri Keuangan seharusnya diganti sebagai Menteri Pencetak Utang. Ejekan itu disampaikan karena pemerintah Indonesia memiliki utang yang nilainya dianggap cukup besar.
Waktu berlalu, tapi pernyataan Prabowo tersebut dan tanggapan Sri Mulyani masih terekam di dunia maya. Setelah disebut Menteri Pencetak Utang, Sri Mulyani membalas dengan sebuah puisi.
Tanpa disangka-sangka, Prabowo dan Sri Mulyani kemudian harus bekerja sama dalam satu kabinet yang sama yaitu Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Prabowo menjadi Menteri Pertahanan dan Sri menjadi Menteri Keuangan. Tentu saja, menteri-menteri perlu berkoordinasi dengan Sri Mulyani supaya kementerian yang dipimpin dapat memperoleh anggaran yang diatur dalam APBN. Bukan tidak mungkin Prabowo harus berkoordinasi dengan Sri.
Ditanya soal hal tersebut, Sri menjawab santai. "Ya, nggak apa-apa, kan kita kerja. Kita bekerja di bawah pimpinan Bapak Presiden," kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta, seusai dilantik oleh Presiden sebagai Menteri Keuangan, Rabu, 23 Oktober 2019.
Kementerian yang akan dipimpin oleh Prabowo, Kementerian Pertahanan, adalah salah satu kementerian yang akan mendapatkan anggaran terbesar di Rancangan APBN 2020. Anggaran Kementerian Pertahanan diproyeksikan mencapai sebesar Rp 127,4 triliun.