TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Arifin Tasrif sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menggantikan Ignasius Jonan untuk periode pemerintahan 2019-2024. Sebelum ditunjuk menjadi Menteri ESDM, Arifin menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang.
Arifin yang merupakan lulusan Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung 1977, sebelumnya pernah memimpin PT Petrokimia Gresik. Ia pun pernah menjadi Dirut PT Pupuk Sriwidjaja dan Pupuk Indonesia Holding Company hingga 2015.
Jokowi berharap sebagai Menteri ESDM, Arifin dapat meningkatkan investasi di sektor energi baru terbarukan dan mencari solusi menekan impor minyak dan gas bumi. Pria kelahiran 19 Juni 1953 ini langsung dihadapkan sedikitnya pada lima pekerjaan rumah.
Pertama, menaikkan rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi kini telah mencapai 98,81 persen. Sebelumnya, pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi tersebut bisa mencapai 100 persen pada 2020.
Selain itu, ada megaproyek 35.000 MW yang masih berjalan hingga saat ini. Awalnya, proyek tersebut ditargetkan selesai pada 2019. Namun, dengan berbagai tantangan dan pertimbangan, proyek tersebut diperkirakan baru tuntas pada 2028.
Pekerjaan rumah kedua adalah pengembangan energi terbarukan. Dengan masa bakti hingga 2024, Arifin harus bisa memastikan target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen bisa tercapai pada 2025. Hal ini tidak mudah karena energi terbarukan masih kalah dibanding energi fosil, khususnya dari sisi harga listrik.