TEMPO.CO, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman perantara atau utang senilai US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun pada pemerintah Indonesia untuk mengkatalisasi investasi sektor swasta di berbagai proyek infrastruktur. "Pinjaman ini akan membantu memobilisasi investasi sektor swasta untuk membangun dan membiayai proyek infrastruktur yang sangat dibutuhkan,” kata Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried F. Wicklein, Selasa 22 Oktober 2019.
Menurut dia, bantuan ADB akan membantu memenuhi kebutuhan pembiayaan infrastruktur di Indonesia, dan menaikkan kualitas serta standar proyek-proyek infrastruktur. Dia menilai infrastruktur berkualitas merupakan modal penting bagi pertumbuhan inklusif di Indonesia. Dia melihat Indonesia memerlukan layanan infrastruktur untuk mendukung perekonomian berpenghasilan menengah yang modern dan kompetitif, serta untuk menyediakan kebutuhan dasar warganya.
Menurut dia, kebutuhan infrastruktur di Indonesia masih sangat signifikan, dengan keperluan investasi tahunan yang diperkirakan mencapai lebih dari US$ 70 miliar. Percepatan pembangunan infrastruktur merupakan proritas pembangunan jangka menengah bagi pemerintah Indonesia.
Melalui Leveraging Private Infrastructure Investment Project, pemerintah akan menyalurkan dana ADB pada PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) melalui badan usaha milik negara PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). IIF dan SMI merupakan dua institusi penting di sektor pembiayaan infrastruktur yang menyediakan pembiayaan proyek, layanan konsultasi, penjaminan, dan dukungan pembiayaan proyek untuk proyek-proyek infrastruktur.
Dengan bantuan ADB, IIF akan memberi pinjaman dengan ketentuan komersial bagi subproyek yang mengikuti standar dan pedoman IIF dan ADB. Pinjaman tersebut akan mendukung 12 proyek infrastruktur potensial di sektor kesehatan, energi terbarukan, telekomunikasi dan transportasi.
“Bantuan ADB diharapkan dapat meningkatkan jumlah pendanaan yang lebih besar lagi berupa investasi swasta di berbagai sektor infrastruktur strategis, dan hal tersebut membantu menambah nilai pinjaman ini,” ujar ekonom ADB untuk Indonesia, Yurendra Basnett.
Menurut dia, ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Pada 2018, ADB memberikan komitmen pinjaman dan hibah baru senilai US$ 21,6 miliar. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.