TEMPO.CO, Bojonegoro - Keripik singkong asal Kabupaten Bojonegoro per hari ini merambah dunia internasional dengan ekspor perdana ke Timur Tengah, tepatnya di Negara Kuwait. Sebelumnya Bojonegoro juga ekspor komoditas serupa ke Cina.
Produksi keripik singkong enam rasa ini diproduksi PT Pareto Estu Guna yang beproduksi di Desa Kabunan Kecamatan Balen Bojonegoro. Adapun volume keripik singkong yang diekspor adalah sebanyak 20 feet atau sebanyak 450 karton.
Factory Manager PT Pareto Estu Guna, Pujiono, mengatakan, ekspor di Kuwait ini biayanya lebih tinggi jika di bandingkan di Cina. Namun untuk harga jual juga lebih tinggi yakni senilai US$ 0,6.
Pujiono berharap di masa mendatang, produk keripik lokal Bojonegoro ini bisa terus berkembang. "Eksport ke Kuwait ini biaya kirim tinggi jika di banding ke Negara China, namun keuntungan penjualan juga seimbang" ucapnya, Senin, 21 Oktober 2019.
Kepala Seksi Eksport Dinas Perdagangan Jawa Timur Abdiel Popang K menyampaikan, jika dalam berbisnis produk lokal yang paling penting adalah punya pasarnya dan tidak hanya produksi saja.
Sementara pasar di Timur Tengah saat ini dinilai masih butuh produk lokal Indonesia. "Kami dari provinsi siap bekerjasama dan menembus pasar internasional seperti di Timur Tengah ini," ujarnya.
Abdiel Popang menyebutkan, Bojonegoro adalah salah satu Kabupaten yang identik dengan tembakau dan sarang burung walet terkait hal ekspornya. Sementara produk lokal berupa keripik singkong yang jadi komoditas ekspor menjadi tantangan baru. "Harapannya, hal ini bisa meningkatkan perekonomian daerah sekitar," katanya.