TEMPO.CO, Semarang - Perusahaan aplikasi Gojek memastikan masih fokus pada ekspansi bisnis dan terus memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan kepada mitra mereka di negara-negara tempat Gojek beroperasi.
"Saat ini IPO (initial public offering) belum menjadi prioritas," kata Vice President Corporate Affair Gojek Michael Say di Semarang, Jawa Tengah, pada Senin, 21 Oktober 2019.
Head Regional Corporate Affair Gojek Wilayah Jawa Tengah Arum K. Prasojo, menjelaskan bahwa dalam menjalankan bisnis agar berkelanjutan, Gojek harus memperhatikan pilar (mitra) yang lain. Di dalam eksosistem Gojek, ada kepentingan pengemudi/pengendara, merchants, pengguna, serta pemerintah.
Gojek berkeinginan semua mitra tumbuh berkelanjutan dalam platform super app Gojek untuk pelayanan orang (people), barang (things), dan uang (money).
Saat ini aplikasi Gojek diunduh 125 juta, lebih dari 300.000 merchants, dan beroperasi di 207 kota dan kabupaten di Indonesia. Gojek, yang saat ini merupakan perusahaan aplikasi terbesar nomor dua di Asia, juga berekspansi ke Singapura, Filipina, Vietnam, dan Thailand.
Michael menyebutkan layanan Gofood tumbuh pesat karena budaya orang Indonesia memang suka makan. "Transaksi ayam geprek saja sepanjang 2018 ada 2,1 juta, belum martabak dan makanan populer lainnya," katanya.
ANTARA
CATATAN KOREKSI: Berita ini diubah pada Selasa 22 Oktober 2019 menyusul koreksi dari narasumber. Redaksi mohon maaf.