PT BIJB juga tengah menunggu hasil sertifikasi pemasangan peralatan navigasi baru. Maskapai Xpress Air misalnya, menunggu peralatan itu agar bisa beroperasi di Bandara Kertajati. “Proses sertifikasi itu minggu-minggu ini diharapkan selesai,” kata dia.
Saat ini hanya Lion Air dan Air Asia yang beroperasi di Bandara Kertajati selepas Citilink dan Garuda menghentikan layanannya. Maskapai Xpress Air sudah lama berencana masuk, tapi menunggu peralatan navigasi.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, PT Angkasa Pura II akan bertahap membayar pembelian saham PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), yang mengelola bandara Kertajati di Majalengka. “Sudah disepakati kemarin, rapat dengan Menteri Perhubungan dan Menko Maritim, Pak Luhut, bahwa BIJB akan disuntikan dana sekitar Rp 625 milair dari Angkasa Pura mungkin akan dicicil selama 3 tahun,” kata dia di Bandung, Jumat, 17 Mei 2019.
Ridwan Kamil mengatakan, saham PT BIJB yang akan dimiliki AP II setara 25 persen dengan nilai Rp 625 miliar. Sementara masih ada sisa 11 persen lagi saham PT BIJB yang diklaimnya juga sudah ada peminatnya. “Ada sisa 11 persen, senilai Rp 200 miliar, itu sudah diminati oleh investasi, mudah-mudahan Agustus beres,” kata dia.
Suntikan dana segar dari pelepasan hampir 36 persen saham BIJB itu rencananya akan dipergunakan oleh untuk menutup hutang dan cicilan kredit perbankan pembangunan terminal bandara Kertajati. “Uang (PT) BIJB ini dipakai untuk tiga hal. Satu operasional, kedua bayar hutang, yakni hutang pada kontraktor yang sudah bekerja dulu tapi belum terbayar, ketiga bunga bank,” kata Ridwan Kamil.