Soal proyek SPAM Jatigede, Wito mengaku masih menjajaki. “Teknologinya cukup konvensional, hanya saja yang harus diperhatikan political will. Dari segi off-taker bagaimana, segi demand bagaimana, dari segi tarif bagaimana. Dan dari konsesi agreement seperti apa, itu harus dilihat semua, ini proyek yang visible atau tidak untuk kita masuk,” kata dia.
Presiden Direktur Manila Water Indonesia, Antonio B Capati mengatakan Manila Water sengaja membuka perwakilan di Indonesia untuk mengincar proyek SPAM di Indonesia. “Kami ingin membawa teknologi dan pengalaman kami di Manila ke Indonesia. Kami sudah melakukannya di Vietnam dan Tahiland,” kata dia, di Bandung, Jumat, 18 Oktober 2019.
Antonio mengatakan proyek SPAM di Jawa Barat menjadi salah satu incarannya. Dia mengaku sudah empat tahun menjajaki proyek SPAM yang tengah dipersiapkan Jawa Barat. “Banyak pemain besar di sini. Kompetisinya ketat untuk mengikuti proses tender. Kadang harga yang kami tawarkan relatif lebih besar dari yang lain. Tapi kami tetap berkomitmen untuk melakukan sesuatu di Indonesia, oleh sebab itu kami mendirikan perusahaan kami di Indonesia,” kata dia.
Antonio mengaku, Manila Water membawa solusi teknologi yang sukses diterapkan di Manila, yakni teknologi non-revenue water yang sukses menjawab krisis air bersih yang melanda Filipina tahun 1990. “Kami akan mengikuti seluruh proses lelang, dan peluang yang ada agar Manila Water bisa mengembangkan proyek pengolahan air di Indonesia,” kata dia.
Salah satu peluang yang tengah dijajaki bekerja sama dengan PT Tirta Gemah Ripah untuk mengembangkan sistem pengolahan air di Jawa Barat. Salah satu proyek SPAM yang di incar di Jawa Barat adalah sistem pengolahan air Bandung Raya. “Masih banyak yang harus didiskusikan. Tapi kami berkomitmen untuk berinvestasi di proyek ini,” kata Antonio.
Direktur Utama PT Tirta Gemah Ripah (TGR) Asep Winara mengatakan, MOU yang diteken bersama Adaro Tirta Mandiri, Adhi Karya, Manila Water Indonesia, serta Rukuh Raharja itu tidak bicara spesifik untuk satu proyek SPAM. “Itu untuk semua project yang akan kita kembangkan di Jawa Barat. Bukan Cuma Jatigede. MOU itu kontennya bukan mengarah ke satu project.
Lebih banyak bicara tentang komitmen bahwa mereka benar-benar serius akan masuk di Jawa Barat sebagai investor bermitra dengan TGR,” kata dia, di Bandung, Jumat, 18 Oktober 2019. Asep mengatakan, setiap proyek kendati menggunakan skema KPBU tetap akan melewat proses lelang. “Mereka tetap akan mengikuti tender,” kata dia.