TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan pemerintahan yang dipimpinnya perlu mengkoreksi target-target yang belum tercapai.
Pernyataan itu disampaikan oleh Jokowi sesuai acara perpisahan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menteri-menteri Kabinet Kerja, staf khusus dan utusan khusus Presiden di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2019.
Menurutnya, koreksi target yang tidak tercapai itu merupakan bagian dari evaluasi kinerja pemerintah. "Saya kira kita bekerja dengan target ya, bekerja dibatasi waktu, kalau kita targetkan dan selesai itu yang kita inginkan. Tapi yang kita targetkan tapi belum selesai itu yang menurut saya perlu dikoreksi, perlu dievaluasi hambatan ada di mana, problem ada di mana, saya kira itu yang akan kita perbaiki ke depan," kata Jokowi.
Di sektor ekonomi, salah satu target Jokowi yang tidak tercapai adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Target itu sampai pada akhir masa pemerintahnnya tidak tercapai karena pertumbuhan ekonomi Indonesia berkutat di angka 5 persen.
Dalam masa pemerintahan 2014-2019, Jokowi mengatakan setiap hari adalah hari yang spesial. "Spesial pusing, spesial kejar-kejaran dengan waktu, spesial terus karena setiap hari kita selalu memiliki persoalan, memiliki masalah yang belum diselesaikan, hampir setiap hari selalu ada. Kita terbiasa dengan itu tapi kan kejar-kejaran waktu kan sangat penting dalam rangka mempersiapkan, antisipasi sebuah masalah yang ada," kata Jokowi.
Seperti diketahui, Jokowi bersama pasangannya di Pilpres 2019, Ma'ruf Amin, akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 pada Minggu, 20 Oktober 2019. Jokowi akan mengumumkan para menteri baru pada hari yang sama atau hari berikutnya.