TEMPO.CO, Jakarta - Pengamanan di kantor Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan semakin diperketat sejak insiden penusukan terhadap Menteri Politik, Hukum, dan HAM Wiranto. Salah satu bentuk pengamanan dilakukan dengan memperketat prosedur adminstrasi kedatangan bagi wartawan yang ingin meliput.
Sebelumnya, wartawan yang biasa meliput di kantor Luhut cukup mengenakan ID Pers untuk duduk di ruang tunggu. Namun kini, wartawan yang sekedar duduk di ruang tunggu tersebut, diminta untuk menunjukkan surat tugas dari kantor masing-masing oleh pihak pengamanan kementerian.
Staf Khusus Luhut Atmadji Soemarkidjo membenarkan prosedur bagi wartawan ini dimulai setelah adanya kasus yang menimpa Wiranto. "Iya untuk keamanan bersama," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2019.
Setahun terakhir, wartawan di kantor Luhut tidak memiliki ruang media center. Sehingga, mereka harus duduk menunggu di kursi-kursi yang ada di samping resepsionis. Ke depan, Atmadji berjanji akan ada ruang khusus media di kementerian tersebut. "Akan dibuat," kata dia.
Sebelumnya pada Kamis 10 Oktober 2019, Menko Polhukam Wiranto ditusuk oleh seorang pria saat ia hendak kembali ke Jakarta setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla’ul Anwar di Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Pandeglang, Banten.
Sehari setelah kejadian, pengamanan di kantor Luhut sebenarnya juga sudah dilakukan. Jumat, 11 Oktober 2019, seluruh pasukan pengamanan kementerian, seorang anggota TNI Angkatan Darat menggelar latihan untuk mengantisipasi adanya serangan. "Ini rutin kami lakukan," kata salah seorang anggota TNI AD yang ikut latihan ini, M. Guntur.
Di hari yang sama, Luhut membenarkan pemerintah tengah meningkatkan kemanan. Tapi, Luhut meminta insiden terhadap Wiranto tidak menimbulkan reaksi yang berlebihan. "Life must go on," kata Luhut.