TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Angkasa Pura II meningkatkan kinerja Bandara Radin Inten II Lampung setelah mendapatkan hak pengelolaan bandara tersebut. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) bandara tersebut telah dilakukan melalui penandatanganan MoU Pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) pada Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Radin Inten II Lampung dari Kementerian Perhubungan kepada AP II.
Menurut Budi Karya, selama ini pemerintah menggelontorkan Rp100 miliar per tahun dari APBN untuk operasional Bandara Radin Inten II. Karena itu, setelah dikelola AP II, pemerintah berharap bandara tersebut dapat menghasilkan Rp110 miliar per tahun.
"Sehingga nantinya bisa di-swing ke pemerintah dan angka tersebut bisa digunakan untuk pembangunan bandara di daerah lain yang membutuhkan," kata Menhub Budi Karya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad 13 Oktober 2019.
Lebih lanjut, Menhub mengatakan pemberian APBN bagi suatu bandara merupakan stimulus agar meningkatkan pelayanan dan keselamatan penerbangan. "Pemerintah hanya bisa memenuhi paling banyak 30 persen dari seluruh kebutuhan bandara jika berasal dari dana APBN. Kalau kebutuhan sekitar Rp1.400 triliun maka maksimal hanya bisa terpenuhi Rp 800 triliun," kata dia..
Kerja sama pemanfaatan Badan Milik Negara ini, lanjut dia, merupakan salah satu amanat Presiden Joko Widodo agar pihak swasta lebih berperan dalam membangun Indonesia.
"Amanah Presiden Jokowi bahwa pembangunan harus memiliki nilai tambah bagi masyarakat di daerah tersebut. Oleh karenanya, dengan proses pemanfaatan Bandara Radin Inten II ini Lampung bisa meningkatkan sektor kargo, seperti ekspor ikan dan sektor pariwisata" ujar Menhub Budi Karya.
Dalam pengembangan transportasi dari dan menuju Bandara Radin Inten II, Menhub menyatakan sedang dipersiapkan pembangunan kereta bandara. "Untuk kereta bandara Lampung sendiri akan dikembangkan paling lambat tahun 2021, sehingga mempersingkat waktu tempuh penumpang dari Bandar Lampung ke Radin Inten. Yang tadinya jarak tempuh satu jam diharapkan bisa kurang," jelasnya.
ANTARA