“Bitcoin sekarang seperti anak yang sudah beranjak dewasa, pengaruh dari mana saja bisa mempengaruhi harganya, jadi labil. Bitcoin seperti ‘anak baru’ di dunia finansial yang sudah benar-benar rumit dan matang,” kata Selbert, seperti dilansir Bloomberg, Sabtu, 12 Oktober 2019.
Sebelumnya fluktuasi nilai Bitcoin sudah diingatkan sejumlah pihak sejak beberapa tahun lalu. Lonjakan nilai Bitcoin sejak pertama diluncurkan pada 2011 hanya US$ 1 per keping menjadi kisaran US$ 15 ribu per keping saat ini mulai mengkhawatirkan sebagian pihak karena diprediksi bakal berisiko bubble.
Lonjakan harga Bitcoin ini salah satunya disebabkan investor skala besar yang ingin berspekulasi. Saat permintaan tinggi, nilai mata uang virtual ini meningkat dan berisiko bubble. Bubble atau gelembung merupakan kondisi saat nilai investasi menjadi tinggi secara tidak wajar.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adinegara mengatakan kondisi bubble dari nilai Bitcoin perlu diwaspadai. "Untuk memastikan bubble perlu dianalisis secara komprehensif perbandingan harga antara Bitcoin dengan mata uang digitalnya," kata dia saat dihubungi Tempo, Ahad, 24 Desember 2017.
BISNIS | VINDRY FLORENTIN