TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan pesawat terbesar Amerika Serikat, Boeing.co menemukan 38 retakan struktural pada pesawat Boeing 737 NG di seluruh dunia. Retakan tersebut ditemukan saat Boeing melakukan inspeksi pada 810 unit pesawat miliknya.
Dari hasil inspeksi, 5 persen di antaranya mengalami kerusakan pada bagian pickle fork. Bagian ini menghubungkan badan pesawat ke sayap, dan setiap pesawat memiliki empat pickle fork.
Setelah penemuan retakan ini, pesawat-pesawat Boeing 737 NG akan diistirahatkan sampai perbaikan selesai dilakukan. Boeing 737 NG sendiri adalah generasi ketiga 737 dan versi sebelum 737 MAX yang kini telah di-grounded.
Southwest Airlines dan Brazil’s Gol Linhas Aereas juga telah melakukan grounded kepada setidaknya 13 pesawat Boeing 737 NG setelah regulator Amerika Serikat (AS) memerintahkan adanya inspeksi segera pada Rabu 9 Oktober 2019. Begitu pula dengan Sriwijaya Air yang juga telah melakukan grounded terhadap 2 pesawatnya pada Jumat 11 Oktober 2019.
Federal Aviation Administration (FAA) AS pekan lalu meminta operator pesawat AS untuk memeriksa 165 Boeing 737 NG yang sudah lebih tua terkait retakan struktural. Namun, hingga kini diketahui jumlah pesawat tersebut ada lebih dari 200.
“Sejumlah kecil pesawat yang berbasis di AS telah berhenti beroperasi sementara. Boeing tengah mempersiapkan instruksi untuk perbaikan dan pergantian bagian-bagian yang rusak,” kata FAA dikutip Reuters, Jumat 11 Oktober 2019.
FAA menambahkan bahwa pihaknya sedang bekerja dengan Boeing dan regulator keselamatan penerbangan internasional lainnya untuk menelaah faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya retakan. Sesuai peraturan yang berlaku, pesawat dengan lebih dari 30.000 siklus harus diperiksa dalam tujuh hari. Sementara itu, pesawat dengan 22.600 hingga 29.999 siklus harus diperiksa dalam 1.000 siklus.
BISNIS