TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan awal mula pemerintah Amerika Serikat tertarik menanamkan investasinya ke Indonesia. Menurut Luhut, niat investasi itu muncul dari rasa iri Amerika Serikat terhadap Cina yang lebih dulu banyak menggelontorkan duit segar ke Indonesia.
"Saya ke AS bertemu dengan Kushner (penasihat senior Presiden AS Donald Trump, Jared Corey Kushner). Dia sampaikan kenapa Cina banyak (investasi) ke Indonesia). Saya bilang kenapa kamu (Amerika Serikat) enggak datang,” ujar Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Oktober 2019.
Menurut Luhut, Amerika Serikat lantas khawatir Indonesia akan berpihak ke Beijing terkait investasi Cina tersebut. Selain itu, mengikuti ramalah Standard Chartered, Indonesia pada 2035 bakal mentas dari pertumbuhan ekonomi 5 persen karena berhasil meningkatkan komoditas ekspornya.
Oleh karena itu, Amerika Serikat pun segera menseriusi rencananya untuk menanamkan modal ke dalam Indonesia. Amerika Serikat melalui lembaga keuangan pembangunan pemerintah atau Overseas Private Investment Corporation (OPIC) sebelumnya telah menyatakan akan menggelontorkan dana segar senilai US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun untuk tahap pertama.
Menurut Luhut, Amerika Serikat tengah melirik tiga proyek pembangunan yang sedang digeber pemerintah. Di antaranya proyek transportasi, hilirisasi, dan infrastruktur. Dalam proyek ini, Amerika Serikat akan menempatkan Indonesia sebagai mitra strategis.
Sebagai langkah awal kerja sama, Amerika Serikat akan mengirimkan perwakilannya ke Indonesia untuk melakukan survei lapangan. Pada 21 Oktober nanti, ia memastikan pihak OPIC akan menyambangi Indonesia untuk melihat langsung proyek-proyek infrastruktur, transportasi, dan hilirisasi yang sedang dikerjakan.
Dana segar dari Amerika Serikat akan masuk ke Indonesia pada 2020. "Paling cepat enam bulan lagi. Kan kita baru membicarakan itu. Enggak mungkin (dana tersebut) langsung masuk," tutur Luhut.