Jahja menjelaskan melalui aplikasi tersebut, nasabah dapat membeli dan menjual produk investasimya, memantau portofolio investasi, hingga mencari informasi tentang produk investasi yang tersedia. “Kami ingin menghadirkan cara investasi yang simple dan praktis sesuai dengan karakteristik masyarakat zaman now,” ucapnya.
Jahja berujar layanan perbankan digital saat ini tak hanya sekedar menyediakan layanan dasar seperti transaksi cek saldo, transfer, maupun pembayaran tagihan. Sebelumnya, BCA juga memfasilitasi pembukaan rekening nasabah baru melalui aplikasi mobile banking m-BCA. “Pembukaan rekening via ponsel akan membuat nasabah bisa lebih efisien, tanpa harus ke kantor cabang, mereka bisa mempersingkat waktu dan tak terikat dengan jam operasional bank,” kata dia.
Senior Vice President IT Strategy & Architecture PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Johannes Kolibonso mengatakan di tengah disrupsi digital yang terjadi saat ini, perbankan mau tak mau harus turut menyesuaikan diri dan berperan aktif dalam sistem keuangan digital agar layanan yang disediakan tetap relevan.
“Kalau dilihat transaksi Bank Mandiri sekarangs ekitar 90 persen sudah melalui channel digital,” ujarnya. Menurut dia, potensi pengembangan layanan perbankan digital ke depan masih sangat luas, khususnya untuk menjangkau segmen nasabah milenial yang mengutamakan kenyamanan dan kemudahan dalam aktivitas transaksi keuangan. “Sehingga perbankan harus terus memebrikan nilai tambah dari layanan yang diberikan,” kata Jonannes.
Direktur Eksekutif Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan Triyono Gani menuturkan seiring dengan pesatnya layanan perbankan digital saat ini, OJK ke depan akan meningkatkan penggunaan tools pengawasan yang berbasis teknologi. “Kami akan menerapkan supervisor technology yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan lembaga jasa keuangan dan fintech.”
GHOIDA RAHMAH | MUHAMMAD HENDARTYO