TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan masih banyak pekerja rumah yang perlu dilakukan di kementeriannya. Meskipun, kata dia sudah banyak yang dikerjakan, masih juga ada yang belum dikerjakan.
"Kalau bicara 5 hingga 10 tahun berikurnya, tetap infrastruktur. Kita ini terlambat mengambil keputusan, terlambat mengeksekusi," kata Rudiantara saat wawancara bersama Tempo di kantornya, Jakarta, 9 Oktober 2019.
Dia mencontohkan, seperti Palapa Ring yang konsepnya sudah ada dari 2005. Namun, saat itu belum tereksekusi, karena belum mendapatkan struktur yang pas.
Sekarang kata dia, begitu pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, sudah didapatkan struktur yang pas. "Kami kebut, selesai," ujarnya.
Dengan adanya satu satelit itu, dia berharap untuk terus bertambah. Seperti untuk tahun depan, dia sudah meminta jajaran di Kominfo untuk menyiapkan satelit kedua. Tahun depannya lagi, siapkan untuk satelit ketiga.
"Kalau tidak, kita tidak akan pernah mempunyai infrastruktur yang memadai untuk negara," ujar dia.
Namun, dia masih tidak bisa memastikan apakah akan lanjut menjadi menteri lagi atau tidak dalam kabinet Jokowi berikutnya. "Tidak ada yang tahu. Kan kami profesional, kami sudah biasa kerja kontrak, waktunya ada, jelas. Kami siapkan untuk berikutnya, tetap Infrastruktur, tetap ekosistem, maupun environment yang bagus untuk mendukung ekonomi digital," kata Rudiantara.
Dia meyakini, bahwa perkembangan ekonomi digital ke depan akan memiliki kontribusi bagi pertumbuhan Indonesia. "Karena ini yang akan menjadi taruhan kita ke depannya," ujar Rudiantara.
Adapun potensi ekonomi digital di Indonesia dari tahun ke tahun makin besar. Dalam riset berjudul e-Conomy SEA 2019 yang dilansir Google, Temasek dan, Bain & Company menaksir potensi ekonomi digital Tanah Air bakal menyentuh US$ 133 miliar atau Rp 1.862 triliun di tahun 2025 mendatang.
“Untuk prediksi realisasi tahun ini saja bertumbuh menjadi US$ 40 miliar,” kata Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf di kantornya, Senin 7 Oktober 2019.
Menurutnya, luasnya wilayah dan jumlah penduduk yang masif di Indonesia menjadi potensi unik yang tidak bisa didapatkan negara lain. Selain itu pembangunan infrastruktur dan ekosistem ekonomi digital yang terus membaik membikin Indonesia menjadi negara yang pertumbuhan omzet ekonomi digitalnya yang paling moncer di kawasan Asia Tenggara dengan raihan hingga 49 persen.
HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR | KODRAT SETIAWAN | ALI AKHMAD NOOR HIDAYAT | ANDI IBNU