TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan Pertamina masih membahas dengan Aramco terkait valuasi kilang cilacap. Pertamina, kata Nicke, masih melakukan negosiasi dengan perusahaan minyak asal Arab Saudi tersebut.
"Masih belum selesai negosiasi harganya. Valuasinya masih belum selesai kami sudah menunjuk pihak ketiga tetapi belum selesai kajiannya," kata Nicke kepada media ditemui di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Rabu 9 Oktober 2019.
Adapun rencana negosiasi mengenai penilaian valuasi tersebut ditargetkan rampung pada September 2019. Namun, hingga saat ini negosiasi nyatanya masih terus berlangsung.
Selain itu, Pertamina dan Saudi Aramco sebelumnya sepakat untuk melibatkan reputable financial advisor. Pihak ketiga itu, ditunjuk sebagai tim valuator atau penilai independen dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama.
Kendati masih negosiasi, Nicke optimis pembahasan diantara Aramco dan Pertamina bakal rampung tahun ini. Sebab, pada 2020 Pertamina mesti memulai memulai pembahasan mengenai desain pengembangan. "Kami harapkan tahun ini bisa selesai negosiasinya," kata Nicke.
Sementara itu, kerjasama antara Pertamina dan Aramco sebelumnya terjalin setelah pemerintah Indonesia bertemu dengan pemerintah Arab Saudi.
Pertemuan tersebut dilakukan antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman.
Adapun, pertemuan itu digelar disela-sela Konferensi Tinta Tinggi G20, di INTEX, Osaka, Jepang, Sabtu, 29 Juni 2019. Presiden Jokowi mengemukakan 4 isu penting kepada MBS, julukan untuk putra mahkota Arab Saudi itu. Salah satunya adalah mengenai Aramco dan Pertamina.
Diharapkan pembahasan kerjasama sudah dapat selesai pada Oktober, sehingga kerja sama dapat segera dilakukan. Namun meski telah menunjuk pihak ketiga sebagai penilai independen kesepakatan, kedua pihak belum ada titik temu.