Sebelumnya, seperti dikutip Reuters, Managing Director Pertamina International Marketing and Distribution Pte Ltd Agus Witjaksono mengatakan unit baru ini punya fungsi berbeda sama sekali dari pendahulunya. Petral berurusan dengan pengadaan, dan membeli minyak mentah untuk permintaan domestik. "Tetapi kami fokus pada penjualan produk Pertamina secara komersial," katanya.
PIMD akan menjual bahan bakar untuk bunker kapal, dan juga akan masuk pasar ritel di Filipina, Thailand dan Myanmar. Agus juga mengatakan bahwa PIMD akan melakukan perdagangan LPG di wilayah tersebut.
"Kami ingin mendapat keuntungan dengan adanya IMO [International Maritime Organization] 2020. Pertamina punya BBM dengan sulfur rendah," ujar Agus.
Pengamat ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmi Radhi punya kekhawatiran lain. Menurutnya, kapasitas jualan MFO 380 milik Pertamina untuk BBM kapal laut dan produk pihak ketiga ke pasar international, masih sangat kecil. "Ujung-ujungnya, PIMD hanya akan melakukan impor LPG, yang rawan menjadi sasaran mafia migas untuk berburu rente seperti yang terjadi pada Petral," katanya, saat dihubungi Bisnis.com.