TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan akan merevitalisasi 5.000 sekolah menengah kejuruan atau SMK hingga 2024. Dengan revitalisasi ini, kata dia, diharapkan jumlah lulusan SMK lebih banyak masuk dunia kerja.
"Lulusan masuk ke dunia kerja sesuai tuntutan dunia kerja produktif untuk 4.0," kata Muhadjir di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 7 Oktober 2019.
Dia mengatakan anggaran yang akan digunakan untuk itu, sebesar Rp 4,3 triliun. SMK yang akan direvitalisasi itu, kata dia, fokus pada pariwisata, pertanian produktif, ekonomi kreatif, kemaritiman, dan energi pertambangan.
Kendati begitu, menurut dia, jumlag tersebut masih kurang dari keseluruhan SKM yang ada. "Sebetulnya masih jauh dari target karena jumlah SMK kita 14 ribu," ujarnya.
Muhadjir menuturkan tahun ini akan ada 300 SMK yang akan direvitalisasi dan tahun depan akan 500 sekolah. Sedangkan kata dia, tahun lalu sudah direvitalisasi 300 sekolah.
Dia mengatakan Kemendikbud terus berupaya meningkatkan daya serap lulusan SMK terhadap industri. Menurutnya, upaya yang sedang dilakukan, yaitu meningkatkan pendekatan pendekatan kurikulum, dari supply base ke demand base.
"Kurikulum SMK sekarang yang menentukan bukan hanya pemerintah, tetapi juga dunia industri," kata dia.
Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan tenaga guru yang direkrut dari tenaga sudah berpengalaman kerja di lapangan. Peningkatan kualitas lulusan SMK itu, kata Muhadjir juga turut melibatkan para pengusaha atau industri.
"Secara, teoritik kita tidak mungkin menyediakan tenaga kerja yang siap pakai dari sekolah, karena itu ada namanya pre-service training. Jadi pelatihan sebelum memasuki dunia kerja. Itu jadi tanggung jawab masing-masing (bersama) perusahaan," ujar dia.
Adapun upaya tersebut berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.