TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sekitar 20 konsorsium telah tertarik berinvestasi pada proyek pembangunan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat. Sebagian di antaranya merupakan investor asing yang berasal dari Benua Eropa dan Asia.
"Banyak sekali (yang tertarik). Mungkin lebih dari 10, bahkan 20 konsorsium. Ada Prancis, Kanada, Korea (Selatan), Jepang, dan Cina," ujar Budi Karya dalam acara Market Sounding Bandara Singkawang di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, Senin, 7 Oktober 2019.
Adapun perusahaan yang telah menyatakan niatnya membangun Bandara Singkawang bakal bertarung dalam lelang kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU. Pemerintah sebelumnya memutuskan pembangunan Bandara Singkawang akan dilepas ke swasta melalui skema tersebut.
Dalam jadwal sementara yang tertera dalam Outline Business Case atau OBC, pemerintah akan menyelenggarakan Final Business Case atau FBC dan prakualifikasi untuk menyeleksi konsorsium pada Juni hingga September 2020. Setahun setelahnya, yakni pada April 2021, pemerintah akan mengumumkan konsorsium yang berhasil memenangkan lelang.
Setelah pemenang lelang diumumkan, pemerintah dan swasta akan meneken kontrak KPBU. Penandatanganan ini ditargetkan terlaksana pada Mei 2021.
"Lalu enam bulan setelahnya dilakukan financial close," ujarnya. Pada tahun yang sama, pemenang lelang pembangunan Bandara Singkawang sudah bakal mulai menggarap konstruksi. Ia memprediksi tahap konstruksi akan berjalan selama 2 tahun dan dilaksanakan dalam dua fase.
Meski begitu, jadwal proses pembangunan bandara dapat maju sesuai dengan kondisi. "Pelaksanaannya bisa lebih cepat," katanya.