TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah mengantongi nama konsorsium yang bakal lolos untuk masuk tahap kedua dalam lelang pengelolaan Bandara Internasional Komodo atau Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Menurut dia, konsorsium tersebut merupakan kolaborasi investor asing dan investor Indonesia.
"Insya Allah, besar kemungkinan pemenangnya kolaborasi antara nasional dan asing. Kami akan umumkan (nama konsorsiumnya) pada 11 Oktober nanti," ujar Budi Karya di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal, Jakarta, Senin, 7 Oktober 2019.
Kementerian Perhubungan sebelumnya membuka lelang pengelolaan Bandara Internasional Komodo dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha atau KPBU. Pada tahap pertama, lelang dilakukan dengan menyeleksi pengajuan dokumen administrasi dan proposal.
Budi Karya mencatat, terdapat lima konsorsium yang berminat menjadi pengelola bandara tersebut. Di antaranya PT Cardig Aero Services Tbk dengan Changi Airport International PTE LTD. Lalu, PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Muhibbah Engineering Bhd, PT Adhi Karya, PT Brantas Abhipraya dan PT Citilink Indonesia.
Konsorsium selanjutnya adalah PT Astra Nusa Persada dengan Aeroport de Paris International dari Perancis. Kemudian, PT Interport Mandiri Utama dengan Egis International, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, dan PT PGAS Solution. Adapun PT Angkasa Pura I juga tertarik untuk bekerja sama menggandeng PT PP dan GVK Power and infrastructure Limited dari India.
Kepala Seksi Kerja Sama dan Pengembangan Pengusahaan Bandara Kementerian Perhubungan Arif Mustofa mengatakan lelang tahap pertama kemungkinan dimenangkan konsorsium Cardig Aero Services dan Changi Airport International. Selanjutnya, Cardig-Changi akan mengikuti tahap selanjutnya, yakni tahap financial close design.
"Setelah itu tahap dua selesai baru kita award. Nanti ini memenangkan pertandingan maju ke dalam proses berikutnya, jadi financial close," kata Arif pada pekan lalu.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS