TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat relatif stabil. Ke depan, kata dia, rupiah akan terus bergerak stabil di kisaran Rp 14.170 hingga Rp 14.180 per dolar AS.
"Salah satu faktor dari stabilitas nilai tukar ini adalah berlanjutnya aliran modal asing yangn masuk (ke Indonesia)," kata Perry di Masjid Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2019.
Di samping, itu kata dia, hal yang mempengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah adalah mekanisme pasar yang bekerja sangat baik. Di mana, kata dia supply dan demand berjalan lancar. "Dan juga tentu saja, karena confidence terhadap ekonomi kita sekarang," ujar Perry.
Soal aliran modal asing yang terus masuk ke dalam negeri, Perry menyebut bahwa kemarin tercatat total inflow secara year to date sebesar Rp 192,6 triliun. "Itu terdiri dari Rp 137,9 triliun ke SBN (Surat Berharga Negara) dan kemudian yang saham adalah Rp 52,4 triliun. Sisanya obligasi korporasi, SBI," katanya.
Ia menambahkan, secara week to date sampai 3 Oktober, SBN yang masuk Rp 3,14 triliun, namun terjadi outflow di pasar saham sebesar 0,84 persen. Sehingga, terjadi nett inflow sebesar Rp 2,34 triliun.
Kendati ada outflow, kata Perry, secara keseluruhan aliran masuk modal asing ke SBN masih terus berlanjut sehingga turut andil menstabilkan rupiah. "Hal itu membuktikan bahwa imbal hasil tetap menarik dan juga prospek ekonomi yang menarik," ujarnya.