Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ekonom: Kondisi Politik Indonesia Tingkatkan Peluang Resesi

Reporter

Editor

Rahma Tri

image-gnews
Massa masih rusuh di sekitar rel Stasiun Palmerah, Jakarta Barat. Pantauan Tempo, massa tersebut bukanlah mahasiswa yang mengenakan almamater, melainkan warga sekitar yang terus melempari gedung DPR dengan batu-batu rel. Bahkan, mereka membakar beberapa motor yang terparkir pertigaan rel. TEMPO/Dewi Nurita
Massa masih rusuh di sekitar rel Stasiun Palmerah, Jakarta Barat. Pantauan Tempo, massa tersebut bukanlah mahasiswa yang mengenakan almamater, melainkan warga sekitar yang terus melempari gedung DPR dengan batu-batu rel. Bahkan, mereka membakar beberapa motor yang terparkir pertigaan rel. TEMPO/Dewi Nurita
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan, pemerintah perlu mengambil langkah preventif untuk melindungi perekonomian nasional dari dampak resesi ekonomi global. Sebab, ia mendeteksi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang Indonesia untuk memasuki resesi.

"Setidaknya ada dua faktor utama yang perlu diantisipasi oleh pemerintah dalam menyikapi gejolak ekonomi global yang berada di ambang resesi ini," kata Pingkan melalui keterangan tertulis, Jumat, 4 Oktober 2019.

Pingkan menjelaskan, faktor pertama dari sisi internal, yang mencakup stabilitas kondisi sosial dan politik yang berdampak pada pertumbuhan investasi. Kondisi politik yang berada dalam ketidakpastian, membuat investor sangat hati-hati untuk mengucurkan modalnya ke Indonesia.

"Hal ini bisa dilihat dengan masih adanya gelombang demonstrasi yang menuntut parlemen meninjau kembali beberapa RUU yang dinilai mengandung pasal-pasal kontroversial dan merugikan masyarakat," ujarnya.

Pingkan menuturkan, unjuk rasa yang berujung ricuh itu telah mendorong sentimen negatif dalam pasar. Akibatnya,  investor memilih untuk mengambil langkah wait and see.

Faktor kedua kata Pingkan, adalah kondisi eksternal yang mencakup perekonomian negara mitra dagang maupun investor asing. Hal ini tentu saja mengancam iklim investasi di Indonesia. "Pemerintah harus waspada karena resesi ekonomi dapat menyebar dengan cepat," kata Pingkan.

Apalagi,  melihat kondisi Singapura yang saat ini juga tengah mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan negara Singa itu pada dua kuartal terakhir hanya berkisar pada level 0 sampai 0,1 persen.

Menurut Pingkan, hal tersebut bisa berdampak kepada Indonesia yang akan mendapatkan hambatan ekspor sebesar 7,8 persen, jika bertumpu pada persentase ekspor Indonesia ke Singapura pada 2018 lalu.

Memasuki kuartal terakhir tahun 2019, Pingkan memprediksi perekonomian global kian lesu. Hal ini membuat lembaga-lembaga keuangan internasional seperti World Bank, International Monetary Fund dan juga Organization for Economic Cooperation and Development melakukan koreksi terhadap proyeksi mereka

"Dari proyeksi ketiga lembaga tersebut, pertumbuhan ekonomi global kini berada di rentang 2,6 persen hingga 3,2 persen. Semula, diprediksi pada rentang 2,9 persen  sampai 3,3 persen," kata dia.

Pingkan menyebut setidaknya tiga negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jerman kini sangat rentan terhadap kemungkinan resesi dalam waktu dekat. Menurut dia, untuk mengetahui kepastian ekonomi global, setidaknya harus menunggu AS-Cina bertemu pada 10 Oktober 2019 mendatang.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

29 hari lalu

Direktur Utama BRI Sunarso yang dinobatkan sebagai Pemimpin /CEO Terpopuler di Media Sosial 2022, untuk kategori BUMN Tbk.
Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Dirut BRI Sunarso membeberkan dampak resesi di Jepang dan Inggris ke perekonomian Indonesia.


Din Syamsuddin Pimpin Aksi Demo di DPR Tolak Kecurangan Pemilu

30 hari lalu

Suasana demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa, 5 Maret 2024. Aksi massa tersebut mengangkat isu wacana hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024. Tempo/Sultan
Din Syamsuddin Pimpin Aksi Demo di DPR Tolak Kecurangan Pemilu

Din Syamsuddin mengaku menggerakan aksi demo di DPR.


Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

48 hari lalu

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi atau minus dua kuartal berturut-turut. Bagaimana dampaknya ke perekonomian Indonesia?


Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

55 hari lalu

Penarik becak Aika Terayama, membawa wisatawan di sekitar distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, 18 Juni 2023. Penarik becak paling populer dapat menghasilkan lebih dari 1 juta yen sebulan, tiga kali lipat rata-rata nasional. REUTERS/Issei Kato
Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan resesi Jepang berdampak kepada impor maupun ekspor Indonesia ke negeri tersebut.


Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

56 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

Kementerian Keuangan buka suara soal penerbitan Samurai Bond, surat utang berdenominasi yen, di tengah resesi Jepang.


Jepang Masuk Resesi, Ekonom Sebut Perdagangan hingga Investasi Bisa Terdampak

57 hari lalu

Pekerja melintas di dekat kapal tongkang pengangkut batubara di kawasan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, 4 Januari 2022. Pemerintah melarang perusahaan untuk melakukan ekspor batu bara selama satu bulan sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jepang Masuk Resesi, Ekonom Sebut Perdagangan hingga Investasi Bisa Terdampak

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi dua kuartal berturut-turut.


Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik Meski Jepang-Inggris Resesi

57 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik Meski Jepang-Inggris Resesi

Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global membaik, meski Jepang dan Inggris mengalami resesi.


Anatomi Penyebab Ekonomi Jepang Alami Resesi

57 hari lalu

Resesi adalah kondisi ekonomi sulit yang ditandai oleh penurunan pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjutnya, simak penjelasan berikut ini. Foto: Canva
Anatomi Penyebab Ekonomi Jepang Alami Resesi

Faktor utama menyebabkan masalah struktural resesi Jepang termasuk demografi penuaan, alokasi transfer dari pemerintah pusat ke daerah, dan lainnya.


Sri Mulyani Sebut Resesi Negara Maju Sudah Diprediksi: Kalau Inggris dan Jepang Memang Cukup Lemah

58 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 12 Februari 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Sri Mulyani Sebut Resesi Negara Maju Sudah Diprediksi: Kalau Inggris dan Jepang Memang Cukup Lemah

Sri Mulyani mengatakan dirinya akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Rio de Janiero, Brazil, pekan depan.


Terkini Bisnis: Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim, Daftar Sektor Terdampak Resesi Jepang

59 hari lalu

Petani menanam padi di area persawahan kering yang dialiri air memakai mesin pompa di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 September 2023. Pelaksana tugas (Plt) Deputi BMKG Urip Haryoko menuturkan puncak kekeringan diprediksi terjadi pada September dan Oktober 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini Bisnis: Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim, Daftar Sektor Terdampak Resesi Jepang

Jokowi menyebut harga beras naik karena perubahan iklim. Sejumlah sektor terancam terdampak resesi Jepang.