TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap beroperasinya stasiun kereta bandara di Manggarai bisa menggenjot tingkat keterisian itu. Ia berharap keterisian kereta bandara bisa mencapai 50 persen dari kapasitas.
"Semula kan hanya 30-35 persen," ujar Budi di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. Artinya, bila dihitung secara matematis, kenaikan tingkat keterisian ditargetkan sekitar 42,9 persen.
Dilansir dari Bisnis, Kementerian Perhubungan memperkirakan stasiun kereta bandara yang terletak di Stasiun Manggarai Jakarta Selatan sudah siap untuk dioperasikan pada awal Oktober 2019. Hal ini seiring dengan kesiapan bidang prasarana dan keselamatan di stasiun tersebut.
Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Heru Wisnu, mengatakan kereta Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng yang dioperasikan Railink bisa menaikkan dan menurunkan penumpang dari Stasiun Manggarai. Selama ini, kereta bandara hanya berhenti di Stasiun Manggarai tanpa melayani penumpang.
Pengujian untuk pengoperasian Stasiun Kereta Bandara Soekarno-Hatta di Manggarai telah dilakukan oleh Direktorat Prasarana dan Direktorat Keselamatan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, sehingga stasiun ini dinyatakan layak untuk dioperasikan. "Kami telah melakukan serangkaian pengujian prasarana, dan dinyatakan siap untuk dioperasikan," katanya, Senin pekan lalu.
Heru menambahkan pengujian prasarana meliputi Gedung Utama Area KA Bandara dan Jembatan Penyeberangan Orang. Saat ini, Railink sedang memasang petunjuk (signage) untuk memudahkan penumpang.
Pembangunan Stasiun Kereta Bandara di Manggarai, yang kontraknya dimulai pada Agustus 2015, merupakan bagian dari Paket A Pembangunan Double-Double Track (Jalur Dwi Ganda) Manggarai-Bekasi (Cikarang). Pembangunan jalur rel dwiganda untuk meningkatkan kapasitas jalur kereta api dengan memisahkan antara mainlineatau kereta api jarak jauh dengan jalur KRL Commuter Line.
Semula, di Stasiun Manggarai terdapat tujuh jalur aktif untuk melayani perjalanan kereta api dari enam arah yaitu jalur utama Jakarta Kota-Lintas Utama Jawa, KRL Jakarta Kota-Bogor, KRL Jakarta Kota-Bekasi, KRL Jatinegara-Bogor, KRL Feeder Duri-Manggarai, dan Lintasan Angkutan Barang, seperti Merak-Citayam-Nambo, Sukabumi-Kampung Bandan.
Semua operasi di atas berada dalam satu bidang, sehingga terjadi antrean untuk memasuki Stasiun Manggarai. Antrean itu mengganggu kelancaran arus penumpang dan barang karena jumlah penumpang kereta api terus meningkat. Pada awal pembangunan, pada 2014 sampai dengan 2016, jumlah penumpang sudah meningkat hampir dua kali lipat.
Pada 2016 rata-rata pengguna KRL per hari mencapai 850.000 dan rekor terbanyak yang dilayani dalam satu hari 931.082 penumpang, sehingga mendorong PT Kereta Commuter Indonesia menambah jumlah sarana yang beroperasi di Jabotabek, saat ini mencapai 881 perjalanan.
Penambahan perjalanan tersebut mengakibatkan meningkatnya antrian dan dapat menyebabkan berkurangnya tingkat pelayanan KRL. Oleh karena itu di Stasiun Manggarai dibuat bertingkat, untuk memisahkan jalur sehingga mengurangi antrean kereta masuk dan kereta bandara akhirnya bisa menaikturunkan penumpang di sana.
CAESAR AKBAR | BISNIS