TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengakui selama lima tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla target pertumbuhan ekonomi tidak pernah mencapai target yang dicanangkan.
"Untuk pertumbuhan ekonomi, kami lihat rata-rata pertumbuhan ekonomi selama lima tahun ini di seputaran 5 persen. Memang lebih rendah dibanding RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah nasional) 5 tahun sebelumnya yang rata-rata mendekati 5,5 sampai 6 persen," katanya dalam konferensi pers usai rapat kabinet paripurna tentang Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN Tahun 2020 di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019.
Bambang berdalih hal ini akibat harga komoditas yang melesat di periode RPJMN 2010-2014 tidak terjadi lagi di awal pemerintahan Jokowi-JK. "Ketika kabinet ini dimulai kami tahu bahwa booming harga komoditas sudah berakhir dan akibatnya kita tumbuh di seputaran 5 persen," ucapnya.
Meski pertumbuhan ekonomi itu dianggap rendah oleh sejumlah pihak namun tidak demikian menurut kacamata pemerintah. Bambang mengklaim pertumbuhan ini terbilang tinggi untuk ekonomi sebesar Indonesia. "Di bawah negara seperti Cina dan India namun di atas dari banyak negara lainnya," ujarnya.
Walau pertumbuhan ekonomi gagal, kata Bambang, ada hal lain yang target mampu dicapai oleh pemerintah. "Misalnya terkait inflasi, tingkat pengangguran terbuka, dan penyediaan lapangan kerja," kata dia.