"Karena itu, pada anggaran keuangan negaranya pada 2020 untuk pendidikan dan kesehatan, telah mencerminkan, anggaran yang sejalan dengan prinsip augmented connected dan targeted atau ACT," kata Sri Mulyani.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini juga mengatakan sebelum laporan tersebut rampung, pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah saran yang diberikan oleh Bank Dunia. Menurut Sri Mulyani saran tersebut sejalan dengan prinsip ACT yang disampaikan dalam laporan.
Selain itu, untuk mendorong eksposur urbanisasi Sri Mulyani ingin memperhatikan kebijakan fiskal mitigasi bencana. Hal ini penting mengingat Indonesia masuk sebagai salah satu negara yang rentan akibat berada dalam lokasi ring of fire. Dengan risiko ini tentunya exposure fiskal meningkat karena berpotensi menekan belanja negara.
"Inilah dampak kepada perekonomian kota akibat bencana alam atau setara USD 1,4 miliar jadi tiap tahunnya kerugiannya ekonomi meningkat," kata Sri Mulyani.
Tak hanya itu, dari sisi fiskal Sri Mulyani juga mulai ikut mendorong penggunaan asuransi di berbagai sektor baik untuk melindungi aset negara maupun sumber daya manusia. Lewat skema ini potensi risiko yang mungkin muncul akibat kejadian yang tidak diinginkan bisa diminimalisir.