TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara mengatakan belum mau memasang lagi logo di pesawat Sriwijaya Air. Menurut dia, hal itu karena Garuda masih memastikan sisi keamanan pesawat.
"Kita lihat, kalau nanti safetynya sudah standard Garuda kami yakinkan 100 persen, kami pasang lagi," kata Ari di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019.
Dia mengatakan sebelumnya Garuda memang menghentikan layanan untuk maintenance Sriwijaya Air. "Nah sekarang kami sudah resume untuk kembali beroperasi, namun tidak langsung karena memang perlahan," ujarnya.
Sebelumnya, Garuda Indonesia Group memutuskan untuk mencabut semua logonya yang semula terpasang pada armada Sriwijaya Air. Keputusan ini diambil menyusul dispute kerja sama manajemen kedua grup maskapai itu.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan mengungkapkan pencabutan logo Garuda untuk menjaga brand maskapai pelat merah itu.
“Ini merupakan upaya dalam menjaga brand Garuda Indonesia Group, khususnya mempertimbangkan konsistensi layanan Sriwijaya Air Group yang tidak sejalan dengan standarisasi layanan Garuda Indonesia Group sejak adanya dispute KSM tersebut,” katanya dalam siaran pers, Rabu 25 September 2019.
Ikhsan menerangkan, pencabutan logo Garuda tersebut semata-mata dilakukan untuk memastikan logo maskapainya sesuai dan menjadi representasi tingkat keselamatan dan layanan yang dihadirkan dalam penerbangan.
Namun, Ikhsan menyayangkan adanya dispute Kerja Sama Manajemen (KSM) Garuda dengan Sriwijaya Air. Sebab, perkembangan atas situasi yang terjadi tidak sesuai dengan komitmen KSM antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group.
Menurut Ikhsan, pencabutan logo Garuda Indonesia tersebut dilakukan melalui pertimbangan masak-masak agar komitmen kerja sama manajemen kedua grup maskapai itu dipahami oleh pihak terkait. “Adapun pencabutan logo Garuda Indonesia pada armada Sriwijaya Air tersebut saat ini sedang sedang dalam proses pengerjaan lebih lanjut,” kata Ikhsan.
BISNIS