TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. terus memacu bisnis dana kelolaan khusus nasabah kaya atau wealth management. Perseroan pun menyampaikan pendapatan komisi dari bisnis tersebut masih tumbuh dua digit hingga Agustus 2019.
Direktur Bisnis dan Jaringan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hery Gunardi mengatakan fund under managment (FUM) wealth management Bank Mandiri per Agustus 2019 tumbuh 8 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 208 triliun dari Rp 195 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, asset under management (AUM) wealth management Bank Mandiri juga tumbuh 13 persen yoy dari Rp 53 triliun pada Agustus 2018 menjadi Rp 63,5 triliun pada Agustus 2019.
"Sedangkan dari sisi nasabah, nasabah wealth management Bank Mandiri mengalami pertumbuhan hingga mencapai 55.000 nasabah, atau tumbuh 5 persen yoy dibandingkan tahun lalu," kata Hery seperti dikutip Bisnis, Selasa, 2 Oktober 2019.
Bisnis ini memberikan kontribusi positif pada pendapatan komisi perseroan. Pendapatan komisi dari wealth management per Agustus 2019 mencapai Rp297 miliar, atau tercatat tumbuh 17 persen yoy dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 252 miliar.
Perseroan juga akan meluncurkan platform digital wealth management, yaitu Digital Wealth, yang bertujuan memudahkan nasabah bertransaksi jual beli produk reksa dana dan surat berharga secara langsung dan online.
"Selain itu kami juga akan menambahkan fungsi robo advisory untuk perencanaan portofolio nasabah dan pembukaan rekening investasi secara mandiri. Adapun platform ini diharapkan dapat live tahun depan," tuturnya.
Sebelumnya, SVP Wealth Management Bank Mandiri Elina Wirjakusuma mengatakan perseroan menargetkan dana kelolaan sekitar Rp 210 triliun-Rp 215 triliun hingga akhir tahun 2019.
"Kami memasang target agak agresif, dari jumlah nasabah yang dikelola, pertumbuhannya cukup baik, dari 2015 sampai 2018 pertumbuhannya rata-rata 8%. Dana kelolaan juga tumbuh 8 persen, sedangkan dari sisi revenue tumbuh lebih besar, 20% rata-rata per tahun," katanya.
Adapun, berdasarkan komposisi, sekitar 70 persen dari wealth management masih ditempatkan pada dana pihak ketiga dan 30 persen dana tersebut ditempatkan pada AUM atau dana investasi.
Dari total 30 persen AUM, jelas Elina, hampir 40-50 persen dana ini ditempatkan pada reksa dana, surat berharga, dan unit-linked. "Jika dilihat reksa dana dan surat berharga pertumbuhannya cukup signifikan, naiknya double digit."
BISNIS