Mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend, demikian juga dengan capital inflow yang masih tercatat sejak awal tahun hingga kini menunjukkan bahwa minat investor asing masih cukup besar ke dalam pasar modal Indonesia. “Hari ini IHSG berpotensi menguat,” ucap William.
Sebelumnya, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai meredanya aksi massa di dalam negeri bisa menjadi sentimen positif bagi pasar saham dalam sepekan ke depan. Meskipun hingga kini ancaman adanya aksi susulan masih menjadi perhatian pasar.
"Biarpun tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar, tetapi demo yang diikuti aksi tidak terpuji menimbulkan keluarnya dana Asing dari pasar saham dan beralih ke SBN," ujar dia dalam pesan singkat, Sabtu, 28 September 2019.
Sepekan ke belakang, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG tercatat mengalami koreksi. Indeks acuan IHSG tercatat terkoreksi 0,55 persen ke level 6.196,889 dari 6.231,473 pada pekan sebelumnya. Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual asing bersih atau net foreign sell sebesar Rp 607,11 miliar.
IHSG menguat di saat bursa saham Asia lainnya mayoritas melemah. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing terpantau turun 0,58 persen dan 0,67 persen, sedangkan indeks Kospi melemah 1,34 persen. Indeks Hang Seng melemah 0,91 persen. Sementara itu, tidak ada aktivitas perdagangan di bursa saham Cina karena libur hari nasional yang berlangsung hingga 7 Oktober mendatang.
BISNIS