TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengatakan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung bakal molor dari rencana. "Agak terlambat sedikit beberapa bulan, beberapa bulan menjadi semester II 2021," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019.
Ia mengatakan salah satu hambatan yang dialami adalah pembebasan lahan. Saat ini, pembebasan lahan sudah hampir selesai dan tersisa sekitar satu persen lagi. Lahan yang berada di Kota Bandung itu kini masih proses konsinyasi di Mahkamah Agung.
Lahan yang masih berproses itu, tutur Chandra, ada tiga bidang seluas satu kilometer persegi. "Itu di pinggir tol, Biz Park milik Ciputra," tutur dia. Lahan tersebut akan difungsikan sebagai tempat mengangkat girder.
Di samping pembebasan lahan untuk jalur kereta cepat, Chandra mengatakan lahan dibutuhkan untuk pemindahan Sutet di sepanjang rute kereta cepat itu. "Nah itu memindahkannya butuh waktu, kita carikan dulu lahannya di mana. Itu business to business. cari lahan pengganti, negonya makan waktu," katanya. Dia menyebut ada sekitar 31 Sutet yang bersilangan dengan ruter kereta.
Adapun saat ini, kemajuan dari proyek tersebut sudah mencapai 35 persen. Chandra optimistis kereta cepat Jakarta - Bandung tetap bisa beroperasi setidaknya pada akhir 2021.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M. Soemarno memastikan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) berjalan sesuai target dan telah memasuki tahap pembangunan jalur layang. Bila kereta cepat telah beroperasi, perjalanan berjarak 140 kilometer itu bisa ditempuh dengan waktu kurang dari 60 menit.
"Dari total 142,3 km trase Kereta Cepat, jarak Halim hingga Tegalluar akan dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 36 menit untuk perjalanan langsung atau sekitar 46 menit untuk perjalanan tidak langsung," ujar Rini dalam keterangan tertulis, Senin, 30 September 2019. Adapun keempat stasiun yang akan dilalui kereta cepat yaitu Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar.
Dengan menawarkan kecepatan dan efisiensi waktu, Rini mengklaim kereta cepat dilengkapi teknologi modern dengan sistem keamanan terbaik. "Ini merupakan pencapaian luar biasa dan suatu lompatan untuk memacu semangat sinergi semua pihak yang terlibat untuk mewujudkan Kereta Cepat pertama pada 2021," tutur Rini. "Saya terus mendukung dan mendorong semoga berjalan baik dan dapat beroperasi sesuai yang ditargetkan."
CAESAR AKBAR