4. Pahami Perusahaan dan Industrinya
Investor kawakan Lo Kheng Hong adalah contoh bagaimana ia memahami perusahaan yang dibeli lewat pasar saham. Ia memborong saham-saham Grup Indika, yakni PT Indika Energy Tbk. (INDY), PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS), dan PT Petrosea Tbk. (PTRO).
Lo Kheng Hong berani menaruh dana besar di perusahaan-perusahaan itu karena ia paham betul dengan bisnis yang dijalankan.
Sebagai investor pemula, Anda juga bisa mulai dari perusahaan yang dipahami kinerjanya. Pahami juga industrinya, apakah sedang naik atau lagi surut.
5. Pilih Saham Big Caps
Big caps adalah istilah untuk saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga tidak mudah digoreng atau dimanipulasi oleh investor dengan modal besar. Istilah lainnya adalah saham lapis satu atau blue chips. Kapitalisasi saham-saham ini bisa mencapai angka Rp 40 triliun.
Saham-saham yang termasuk big caps antara lain BBCA, BBRI, TLKM, UNVR, BMRI, ASII, HMSP, TPIA, ICBP, BBNI, GGRM
6. Saham dengan PER Rendah
Price to Earning Ratio atau rasio PE (PER) alat penghitungan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan keuntungan tahunan perusahaan. Saham-saham dengan nilai Rasio PE rendah lebih menarik karena laba per saham yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya.
Tingkat rasio ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang dimiliki investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Semakin tinggi rasio P/E, semakin besar kepercayaan investor.