TEMPO.CO, Denpasar - Bank Indonesia mengingatkan warga Bali untuk lebih berhati-hati saat bertransaksi menggunakan ATM agar terhindar dari ancaman kejahatan.
"Kalau menekan PIN harus ditutupin, selain itu juga harus dilihat kondisi di sekitar ruang ATM, karena pelaku kejahatan bisa melakukan skimming atau memfoto kartu ATM dan PIN nasabah dari kamera yang memang sengaja dipasang pelaku," kata Trisno Nugroho Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Denpasar, Senin 30 September 2019.
Untuk memastikan keamanan nasabah, Bank Indonesia rutin memeriksa dan mengawasi bank-bank yang beroperasi di Bali dan sistem pembayarannya. Pemeriksaan rutin ini untuk meyakinkan tingkat keamanan di masing-masing bank terjaga dengan baik.
"Dengan demikian masyarakat atau nasabah tidak sampai dirugikan, kalau ada sesuatu terkait hal- hal security ATM dan lain sebagainya segera laporkan ke Bank Indonesia," ucapnya.
Jika terjadi kesalahan di layanan perbankan, Trisno mengatakan, bank pasti bertanggung jawab. Bagi dia, perbankan merupakan lembaga kepercayaan.
"Kalau kita nabung, di bank ditulis. Selama kita tidak mengambil, bank pasti tidak menghilangkan. Kalau menghilangkan, BI pasti menegur," ujarnya.
Kejahatan perbankan semakin marak, terutama yang menyasar wisatawan asing. Untuk itu, Trisno meminta agar perbankan dapat meningkatkan SDM dan standar keamanan infrastruktur transaksinya.
"Seperti ATM misalnya, mungkin dikontrol tiap minggu. Jika ada mesin rusak, ATM akan menyala yang bisa diketahui dari kantor pusat," kata Trisno Nugroho.
Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab mengapresiasi upaya kepolisian yang mengungkap kasus-kasus kejahatan perbankan. Kasus kejahatan perbankan ini di antaranya dilakukan oknum wisatawan. "Yang tak kalah penting tentu adalah pencegahannya," ucapnya.
Dia berharap polisi memiliki sistem yang bisa mendeteksi rekam jejak wisatawan untuk mencegah munculnya kejahatan perbankan yang dapat berimbas pada pariwisata Bali.