"Mestinya nanti bisa menjadi 60 persen bahkan jadi 80 persen. Karena saya pikir kalau ini okupansinya meningkat, manfaatnya pasti mengurangi kemacetan dan yang kedua mengurangi polusi. Palembang harus bangga karena ini dapat menjadi contoh daerah lainnya," kata Budi Karya.
Berdasarkan data dari Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel, jumlah penumpang LRT Sumsel menunjukkan tren yang semakin. Peningkatan tertinggi terjadi pada Bulan Juni Tahun 2019, dimana rata-rata penumpang per harinya mencapai 10 ribu lebih penumpang dan rata-rata tingkat keterisian (load factor) penumpang per hari mencapai 43 persen. Diharapkan setelah dilakukan optimalisasi, jumlah penumpang akan semakin meningkat.
Kementerian Perhubungan melalui Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel Ditjen Perkeretaapian bersama dengan stakeholder terkait seperti PT. KAI Divre III, saat ini tengah mempersiapkan LRT Sumsel dapat beroperasi secara penuh.
Dalam masa transisi operasional menuju operasional penuh ini, pada bulan September 2019 telah dilakukan serangkaian uji coba pengoptimalisasian operasional LRT Sumsel. Setelah serangkaian uji coba, saat ini operasional LRT Sumsel yang memiliki Jalur LRT Palembang sepanjang 23,4 kilometer dan dilalui 13 stasiun tersebut semakin optimal.
Hal tersebut ditandai dengan waktu tempuh LRT yang menurun dari 60 menit menjadi 47 menit, headway antar kereta lebih singkat dari 30 menit menjadi 18 menit, dan waktu berhenti kereta di tiap stasiun lebih singkat dari 30 detik menjadi 20 detik. Selain itu jumlah perjalanan kereta meningkat dari 58 perjalanan per hari menjadi 78 perjalanan per hari dengan waktu operasional mulai Pukul 05.24 WIB pagi sampai dengan 20.25 WIB malam.